Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
_________________________
MATAHARI bersinar cerah saat Farah dan Saphire tengah membereskan barang-barang Naura. Hari ini Naura sudah diijinkan pulang oleh dokter setelah beberapa kali melakukan tes lanjutan dan bayi di dalam kandungannya dinyatakan sehat. Sambil mengobrol, kedua wanita paruh baya itu sesekali menatap kearah Rizi yang tengah bermain bersama Bagas di atas sofa. Bagas begitu terlihat antusias menyusun lego bersama cucunya. Sedangkan Axcel tengah pergi mengurus kepindahan Celo ke rumah sakit lain.
"Opa, apa mama masih lama bertemu dokternya?" Tanya Rizi, tak sabar menanti kedatangan ibunya yang tengah melakukan pemeriksaan terakhir.
Bagas tersenyum menatap cucunya, "Mungkin sebentar lagi mama-mu akan kembali. Memangnya kenapa?"
Rizi mengangguk, "Rizi hanya bertanya, opa. Oh ya, nanti Rizi ikut pulang ke rumah mama kan?" Tanyanya lagi.
"Iya, nanti Rizi akan tinggal bersama mama."
Setelah melakukan percakapan panjang kemarin. Riana dan orang tuanya akhirnya menyetujui jika Rizi mulai saat ini akan tinggal bersama Naura. Kemarin menjadi salah satu hari paling mengharukan dimana kedua orang tua Riana dengan berbesar hati mengikhlaskan Rizi kembali ke keluarga kandungnya. Meskipun begitu, mereka akan tetap membiarkan Rizi berada di tempat yang diinginkan anak itu berada. Rizi bukan hanya anggota keluarga Martanegara dan Denova saja, tapi juga anggota keluar Riana karena mereka-lah yang telah merawat dan membesarkan Rizi selama ini.
Seperti kata Bagas, tak lama Naura datang bersama seorang suster. Suster tersebut mengantar Naura menggunakan kursi roda dan langsung meninggalkan tempat tersebut setelah Naura sampai disana. Naura tersenyum lebar menatap putranya yang tengah asik bermain lego bersama sang kakek. Matanya tak lepas sedikit pun memandangi wajah yang semakin terlihat mirip dengan wajah suaminya, namun dalam versi lebih kecil dan muda.
Farah menghampiri Naura, mengusap lembut puncak kepala putrinya yang tertutupi jilbab panjang. Kemudian dia mengalihkan pandangannya kearah Kevin dan Kenzo yang muncul dari balik pintu. "Mobilnya sudah siap, Ken?" tanyanya.
Kenzo mengangguk, "Sudah, nyonya." balasnya, kemudian ikut tersenyum saat menatap kearah Rizi. "Hei jagoan! Mau ikut mobil uncle Ken atau uncle Kev nanti?"
"Rizi ikut mobil uncle Kev saja, oke?" Kevin menimpali.
Rizi mendongak, menatap kedua pamannya. "Kalau mama naik mobil yang mana? Rizi mau sama mama." balas Rizi, membuat Kenzo berseru girang.
"Berarti Rizi naik mobil uncle Ken." Kenzo kemudian menatap pria disampingnya dengan sombong.
Naura tertawa keras menatap wajah Kevin yang berubah kesal seperti anak kecil. Kadang Naura tak habis pikir kenapa ada pria seperti Kevin dan Kenzo di dunia ini. Kedua pria itu hanya terlihat dewasa dan maskulin dari segi fisik mereka saja, karena sebenarnya kedua pria itu memiliki jiwa dan sikap kekanakan yang mampu membuat siapapun merasa frustasi saat melihatnya. Saat dia berpikir dengan kehadiran Rizi saat ini akan membuat kedua pria itu berubah dewasa -dari segi sikap-, ternyata hal itu tidak terjadi sama sekali. Malah sikap kekanakan keduanya semakin menjadi karena adanya Rizi, mungkin mereka pikir mereka jadi memiliki alasan yang logis saat ini.
"Lihatlah bibirmu, Kev. Maju 10 centi seperti itu." Axcel yang baru saja datang mencibir Kevin sambil tertawa. "Lihat Rizi, pamanmu seperti anak kecil saja." katanya lagi pada Rizi.
Rizi ikut tertawa melihat wajah Kevin, "Muka uncle Kev seperti bebek." ceplosnya, membuat semua orang yang ada disana tertawa, kecuali Kevin yang sangat semakin memberengut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To You - #2 [COMPLETED]
Romance--Seri kedua dari 'The Way of Love: Destiny'-- Naura tidak pernah tahu takdir seperti apa yang telah Sang Maha Kuasa siapkan untuknya. Satu hal yang pasti, dia harus menggantikan kakaknya yang pergi tanpa alasan apapun untuk menikah dengan calon kak...