ENAM PULUH SEMBILAN

7.2K 340 4
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story :)

______________________________

SEMUA keluarga berkumpul di ruang tengah dengan wajah pucat. Tak ada yang menyangka jika sesuatu yang sangat besar pernah terjadi kepada Naura, dan hal itu dilakukan oleh orang yang begitu mereka percayai. Didalam pikiran semua orang, tidak akan ada yang menyangka jika Celo bisa melakukan hal yang begitu menyakiti Naura. Mereka tahu bagaimana Celo menjaga dan menyayangi Naura sejak Naura lahir.

"Tolong jelaskan kepada kami bagaimana semua itu terjadi." Ucap Bagas, menatap Celo, Ben, Kevin, dan Kenzo yang juga ikut duduk disana.

Saphire ikut duduk disamping suaminya setelah mengurus Naura yang pingsan. Naura kini masih tertidur didalam kamar ditemani beberapa suster yang menjaganya. Beruntung, kondisinya sudah mulai stabil saat ini dan kondisi kandungannya pun baik-baik saja.

Saphire melihat putranya yang hanya diam menunduk, sehingga dia memutuskan untuk bangkit dan duduk disamping putranya. "Celo, tolong ceritakan pada mama apa yang sebenarnya terjadi." katanya lembut seraya menggenggam tangan putranya.

"Aku mencintai Naura sejak lama, lebih tepatnya saat Naura berusia 8 tahun." Celo membuka suara tanpa mengangkat wajahnya. Pandangannya terfokus pada genggaman tangan ibunya yang memang sangat dibutuhkannya saat ini. "Aku mencintai Naura dan aku menyadari perasaan itu salah, sehingga aku memutuskan untuk menyetujui permintaan papa dan mama untuk ke Amerika."

Farah dan Saphire bersamaan menutup mulut mereka terkejut. Sebagai seorang ibu, tentunya mereka sama-sama merasakan sakit yang sama seperti apa yang dirasakan oleh anak mereka. Farah sadar jika apa yang dilakukannya selama ini terhadap Naura tidak bisa membuat dirinya disebut ibu yang baik, tapi tetap saja, mendengar apa yang terjadi pada Naura membuatnya sangat kecewa dan sakit.

"Lalu kenapa kau kembali ke Indonesia dan melakukan semua itu kepada Naura?" Kevin menatap tajam Celo dari tempatnya.

"Aku tidak bermaksud melakukan semua itu. Aku lepas kendali dan kehilangan diriku karena kecemburuanku sendiri. Mungkin kalian akan berpikir jika aku gila karena mencintai gadis dibawah umur disaat usiaku sudah terlamapui matang. Tapi aku benar-benar mencintai Naura, perasaan itu muncul dengan sendirinya tanpa bisa aku cegah."

Kemudian Celo mengangkat wajahnya, menatap kearah Ben yang masih terdiam penuh kekecewaan. "Saat kejadian itu aku hanya pergi sebentar untuk mengambil mobil, tapi saat aku kembali aku tak menemukan Naura dimana pun. Aku mencari Naura kesana kemari, namun tak menemukannya dimana pun termasuk di rumah. Aku juga berusaha menghubungimu, Ben. Tapi telponmu tidak pernah aktif."

"Aku ingin bertanggung jawab dengan apa yang telah aku lakukan. Aku ingin mengobati luka yang telah aku torehkan pada Naura, namun dari saat itu aku tak bisa menemukan Naura dimana pun. Kalian hilang entah kemana, dan aku tidak bisa menemukan keberadaan kalian. Aku kembali ke Amerika setelah itu dengan rasa bersalah yang begitu besar di pundakku. Aku benar-benar merasa sangat bersalah, dan menyesal dengan apa yang telah aku lakukan terhadap Naura."

Axcel menatap Celo lekat, "Jadi itu alasanmu selama setahun penuh mabuk-mabukkan dan berusaha membunuh dirimu sendiri?" tanyanya. Celo mengangguk. "Lalu kenapa kau tak mengatakan apapun kepada papa dan mama?"

"Karena aku ingin menemukan Naura terlebih dahulu sebelum aku mengatakan semuanya. Aku ingin memastikan keadaan Naura baik-baik saja atau tidak. Aku berencana melaporkan diriku sendiri ke polisi saat aku menemukan Naura."

Celo berkata begitu jelas, mengingat semua apa yang akan dilakukannya dulu. Dia memang berniat melaporkan dirinya sendiri ke kepolisian. Dia telah memperkosa seorang anak dibawah umur, dan itu termasuk tindak kejahatan seksual yang cukup berat.

Come To You - #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang