ENAM PULUH LIMA

6.9K 299 1
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story :)

________________________

HUJAN deras ditambah angin kencang bukanlah hal yang bisa dinikmati dengan berdiam diri di luar ruangan. Waktu sudah hampir tengah malam, namun hujan seakan tak ingin berhenti barang sebentar saja. Angin kencang pun sepertinya sama, tak ingin berhenti menyertai kedatangan hujan saat ini. Perpaduan dua unsur yang membuat siapapun berpikir dua kali untuk berdiri dibawahnya, dengan menantang langit malam yang seakan dipenuhi ketakutan jika hujan akan meluluhkan apa yang dibawahnya.

Kenzo berdiri di teras depan kediaman Martanegara, mengamati hujan deras di hadapannya dan merasakan terpaan angin kencang di tubuhnya yang berbalut jaket kulit. Malam semakin larut, tapi nonanya belum kunjung kembali ke rumah. Membuatnya sangat khawatir. Ditambah kondisi cuaca seektrim ini membuatnya takut jika terjadi sesuatu dengan sang nona kecil.

"Kau belum melihat ada mobil masuk?" Kevin muncul dari balik pintu besar dibelakangnya, membawa semua ponsel.

Kenzo menggeleng, "Tidak ada satu pun mobil yang melintas." katanya, menatap gerbang besar yang berada sekitar 10 meter di hadapannya. "Kau sudah berhasil menghubunginya?" tanyanya.

Kevin menggeleng, "Ponselnya tidak aktif."

"Bagaimana dengan alat pelacak yang aku pasang di sepatunya?" Kenzo menatap Kevin yang kembali menggeleng.

"Pelacaknya pun tidak bisa terbaca di radar."

Kenzo mengusap wajahnya frustasi, "Kita harus segera mencarinya, aku takut terjadi sesuatu dengannya."

"Kita bagi tempat pencariannya didalam." usul Kevin. Kemudian mereka masuk kedalam rumah dimana semua orang tengah berkumpul di dekat dapur. Seluruh pelayan, bodyguard, dan karyawan lainnya berdiri mengkhawatirkan keberadaan nona kecil mereka yang tak kunjung pulang. Ben sudah menghubungi semua teman Naura, namun tak ada satupun orang yang mengetahui dimana keberadaan Naura saat ini. Ponsel, bahkan alat pelacak yang dipasang pun tidak berhasil membuat mereka mengetahui kebaradaan Naura. Sehingga kini semuanya hanya bisa berdoa disela kekhawatiran mereka terhadap Naura.

"Dimana Ben?" tanya Kenzo saat tak menemukan Ben diantara kumpulan orang-orang.

"Ben ada di kamarnya." Balas Beve disela isakannya, namun tak lama Ben datang setengah berlari menghampiri mereka. Wajah pria itu jelas lebih khawatir dibandingkan Kevin dan Kenzo.

"Ada seorang anak menelpon, katanya dia teman Naura." Seru Ben panik.

Kevin menatap penasaran, "Lalu?"

"Dia bilang tadi dia bersama Naura, tapi Naura dibawa pergi oleh seorang pria." katanya lagi, membuat semua orang yang berada disana terkesiap.

"Astagfirullah," Beve hampir terjatuh jika saja tidak ditahan oleh dua orang dibelakangnya. Sedangkan Kevin dan Kenzo berdiri semakin khawatir di tempatnya.

"Kita harus mencari Naura sekarang?" Ujar Kevin, suaranya sedikit serak karena terlalu khawatir. "Anak itu memberitahu dimana tempatnya?"

Ben mengangguk, "Dia memberikanku alamatnya."

"Kalau begitu kita berangkat sekarang."

Dari semua orang yang berada disana, hanya seluruh bodyguard yang pergi untuk mencari Naura. Sisanya berjaga di rumah selagi berusaha menghubungi kedua orang tua Naura yang tengah berada di luar negeri. Sekitar 10 orang pergi menggunakan dua mobil menuju tempat yang disebutkan Ben, dan mereka sampai setengah kemudian disebuah halte tua.

Tak ada seorang pun disana, apalagi hujan semakin deras turun. Semua orang menyebar mencari keberadaan Naura sesuai dengan petunjuk anak lelaki yang menelpon Ben tadi. Kevin dan Kenzo berjalan kearah utara, menuju kearah hutan kota yang begitu sepi dan rindang. Meskipun hanya sebuah hutan kota, namun hutan tersebut cukup besar dan luas walaupun letaknya tak jauh dari pusat kota. Pohon-pohon tinggi dan rimbun membuat hutan tersebut begitu gelap dan sunyi, bahkan kerimbunan itu membuat air hujan tak bisa menembusnya begitu banyak.

Come To You - #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang