Don't forget for vote and comment.. :)
Enjoy the story..
_______________________________________Naura terbangun saat alarm di ponselnya menyala, pertanda sudah memasuki waktu subuh. Kedua matanya terasa berat karena dia baru tertidur sekitar dua jam yang lalu. Perlahan Naura menegakkan tubuhnya dan bersandar pada kepala ranjang.
Seluruh tubuhnya terasa sangat sakit dan pegal, belum lagi kepalanya yang terasa berat semakin memperburuk keadaan tubuhnya. Sepertinya migren di kepalanya kembali kambuh karena dia lupa meminum obatnya semalam.
Merasa sudah cukup nyaman dengan kondisi kepalanya, Naura segera membersihkan tubuhnya dan menunaikan sholat subuh. Selesai sholat, Naura langsung bersiap untuk membantu Beve di dapur menyiapkan sarapan.
Langkah Naura terhenti saat matanya menatap kearah ranjang dimana Celo masih pulas tertidur. Naura tidak berani untuk membangunkan Celo, karena takut mengganggu tidur pulasnya yang baru saja dimulai. Tapi jika dia tidak membangunkannya, pasti sholat subuh Celo akan terlewat. Akhirnya Naura mencoba memberanikan diri mendekat dan membangunkan Celo.
"Kak Celo." Naura mengguncang tubuh Celo perlahan.
"Kak Celo! Bangun!" panggilnya sekali lagi sambil mengguncang tubuh Celo.
Celo menggeliat kecil dan perlahan kedua matanya terbuka memperlihatkan manik hijau kecoklatan yang terlihat masih mengantuk.
"Ada apa?" tanyanya sambil menegakkan tubuhnya, suaranya terdengar serak.
"Sholat subuh dulu, kak. Sebelum waktunya habis." Balas Naura, seraya menatap kearah lain. Entah kenapa dia tiba-tiba merasa gugup karena melihat tubuh polos Celo yang berotot.
"Pukul berapa sekarang?" Celo menatap kearah jendela yang masih ditutupi gorden.
"Setengah enam pagi." Balas Naura lagi, lalu menatap kearah Celo sekilas. "Aku harus membantu bi Eve di dapur dulu." Katanya lagi, lalu pergi meninggalkan Celo tanpa mengatakan apapun lagi.
Naura menutup pintu kamar dengan cepat dan menghela napasnya. Wajahnya terasa sangat panas hanya dengan melihat tubuh atas Celo yang tak tertutupi baju saja. Tidak. Dia tidak boleh memikirkan hal yang lebih dari itu termasuk apa yang mereka lakukan semalam jika tidak ingin wajah dan tubuhnya semakin terasa panas.
Kakinya kembali melangkah menuju dapur, yang ternyata sudah ada Beve, Ben, Kevin, dan Kenzo disana. Mereka sepertinya tengah sibuk membantu Beve menyiapkan sarapan sambil mengobrol.
"Selamat pagi semuanya." Sapa Naura ceria seperti biasanya.
"Pagi." Balas mereka bersamaan.
"Kenapa bangun sepagi ini?" tanya Beve, tangannya sibuk memotong bawang.
"Aku ingin bantu memasak."
"Kemarilah."
Naura berjalan mendekat, tangannya menarik kuping Kevin yang sedang sibuk memotong sayuran saat melewatinya. Naura mengernyit saat tak mendapat tanggapan dari pria itu, karena biasanya Kevin akan berteriak atau balik menjahilinya saat Naura menarik kupingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To You - #2 [COMPLETED]
Romance--Seri kedua dari 'The Way of Love: Destiny'-- Naura tidak pernah tahu takdir seperti apa yang telah Sang Maha Kuasa siapkan untuknya. Satu hal yang pasti, dia harus menggantikan kakaknya yang pergi tanpa alasan apapun untuk menikah dengan calon kak...