Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
____________________________________________
"Sudah siap?" Tanya Naura bersemangat. Matanya berbinar ceria menatap suaminya yang kini tengah memakaikan jaket ke tubuhnya.
Celo tertawa kecil, mendapatkan tarikan-tarikan pelan di lengannya. "Sebentar lagi, sayang. Aku belum memakai sepatu."
Naura melepaskan tangannya, melangkah cepat mengambil sepatu milik suaminya dan segera meletakkannya di depan kaki Celo. "Kakak duduk diatas ranjang, biar aku yang memakaikan sepatunya."
"Tidak usah, sayang. Biar aku memakainya sendiri." Celo menghela napasnya, tersenyum kecil menatap istrinya yang menghiraukannya, sibuk memakaikan sepatu di kakinya. "Padahal aku bisa memakainya sendiri."
"Aku senang melakukannya. Biar cepat juga." balas Naura terkikik. "Aku sangat bersemangat sekali."
Celo mencubit pipi istrinya pelan, "Ya, aku bisa melihatnya dengan jelas." ujarnya geli.
Naura mendongak sesaat, "Kakak tahu, ini jalan-jalan pertama kita setelah menikah tanpa ada embel-embel pekerjaan?"
"Aku tahu. Maaf belum sempat mengajakmu jalan-jalan apalagi bulan madu. Aku malah mengajakmu menemaniku bekerja." Celo menatap istrinya bersalah.
"Aku tidak masalah, rasanya sama menyenangkannya dengan liburan." Naura kemudian berdiri, merangkum wajah suaminya. "Ayo, kita harus menikmati jalan-jalan kali ini berdua."
Celo mengangguk, kemudian menenggakkan tubuhnya dibantu Naura. Naura meraih kunci motor diatas nakas, lalu kembali menuntun Celo yang berjalan perlahan. Kakinya berjalan mengikuti langkah Celo yang masih sesekali diseret. Meski luka di kaki Celo sudah mulai membaik, tapi Celo masih harus menyesuaikan cara berjalannya agar tidak terlalu merasakan nyeri.
"Apa masih terasa sangat sakit?" Naura menatap suaminya khawatir.
"Tidak terlalu, aku hanya sedang membiasakan menggerakan kakiku seperti biasanya." Celo tersenyum kecil.
"Jangan ajak mereka, kak." Naura berkata pelan saat melihat Kevin dan Kenzo di halaman depan.
Celo terkekeh, "Iya, sayang."
"Tidak ada yang boleh ikut denganku kali ini." Naura menatap Kevin yang menyeringai.
"Aku akan mengikutimu dibelakang, nona." Balas Kevin, menggoda nonanya.
"Awas saja jika itu kau lakukan." Ancam Naura.
Kevin tertawa dan menoleh Celo. "Nikmati jalan-jalan kalian, kak."
Kenzo menghampiri setelah memeriksa sepeda motor Naura. "Mesinnya sudah ku perbaiki, bensin nya juga sudah kuisi." ujarnya.
"Thankyou, Ken. Kau yang terhebat." Balas Naura, setengah menyindir Kevin.
Kenzo mengangguk sekilas. "Sepertinya akan turun hujan lagi, kau sudah membawa jas hujan?"
"Tidak perlu. Kami akan pulang sebelum hujan." Kemudian Naura menatap kearah Celo. "Ayo, kak."
Celo mengangguk, "Kami berangkat dulu." pamitnya pada Kevin dan Kenzo.
"Bye kalian. Bilang pada ayah dan ibu aku pergi dulu." tambah Naura.
"Iya, hati-hati dijalannya. Jangan macam-macam disana." balas Kevin sambil terkekeh diikuti Kenzo.
Naura mendengus, "Assalamualaikum." salamnya.
Kenzo bersandar nyaman diatas kursi. "Kak Celo terlihat sangat mencintai Naura."
Mereka melihat motor yang dinaiki Celo dan Naura melaju meninggalkan halaman, dan Kevin menghela napas. "Sepertinya begitu. Semakin hari tatapan kak Celo semakin berubah pada Naura, tidak seperti saat di Interlaken dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To You - #2 [COMPLETED]
Romance--Seri kedua dari 'The Way of Love: Destiny'-- Naura tidak pernah tahu takdir seperti apa yang telah Sang Maha Kuasa siapkan untuknya. Satu hal yang pasti, dia harus menggantikan kakaknya yang pergi tanpa alasan apapun untuk menikah dengan calon kak...