Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
_______________________________-
MALAM penuh kebahagiaan itu dihadiri oleh begitu banyak orang dari berbagai kalangan. Lebih dari dua ribu tamu diundang dalam acara resepsi tersebut, yang diadakan disebuah ballroom mewah dengan nuansa emas selayaknya dongen satu malam. Seluruh tamu terlihat istimewa dan menawan dalam balutan pakaian mewah yang menunjukan status tinggi mereka.
Tepat pukul delapan malam, ruangan luas tersebut sudah dipenuhi oleh banyak undangan, termasuk para sahabar, keluarga, dan rekan bisnis. Puluhan wartawan dan para selebritis pun ikjt hadir dalam acara tersebut. Mereka semua tentunya tidak ingin melewatkan momen akbar seorang pengusaha besar seperti Celo, apalagi setelah pernyataan besar Axcel Denova beberapa waktu lalu.
Didalam ruang makeup, Naura mematut wajahnya dengan takjub. Berbeda dengan pernikahannya satu tahun yang begitu sederhana, kali ini dia merasa sangat luar biasa dalam balutan gaun berwarna putih dengan akses emas di beberapa bagian. Wajahnya dirias sedemikian rupa hingga membuat dirinya sendiri pangling akan sosok didalam cermin tersebut.
"MasyaAllah, kau cantik sekali sayang." Saphire terpana takjub saat melihat menantunya. "Ariq, lihat mama-mu cantik sekali." katanya pada Ariq yang berada di gendongannya. Ariq terlihat sangat menggemaskan dengan menggunakan tuxedo, apalagi saat tawa kecilnya terdengar antusias saat melihat sang ibu.
"Aduh, anak mama tampan sekali." Naura mencium wajah putranya gemas. "Dimana Rizi, ma?" tanyanya, karena sejak mereka datang kesini dia tak melihat keberadaan putra sulungnya itu.
"Biasa, Rizi tengah bersama paman-pamannya." Saphire terkekeh pelan. "Ada temannya yang bernama Angela, jadi Rizi tidak mau ikut mama saat mengajaknya kesini."
Naura tertawa pelan, "Angela anak yang pernah kak Celo ceritakan?" Saphire mengangguk geli. "Anak itu ada-ada saja."
"Sayang, kau cantik sekali." Farah masuk kedalam ruangan tersebut. Menatap terpesona pada putrinya. Tubuhnya secara otomatis mendekat dan memeluk tubuh Naura dengan hangat.
Naura balas memeluk tubuh ibunya, "Mama baru datang?" tanyanya.
Farah melepaskan pelukannya dan mengangguk, "Iya, mama dari bandara langsung kesini." balasnya. Hari ini, Maura memutuskan menetap diluar negeri. Wanita itu telah sepakat tidak akan mengganggu lagi Naura dan Celo, meskipun dia tetap tidak mau berdamai dengan Naura sebagai kakak adik yang semestinya. Tapi setidaknya masalahnya kini sudah selesai dengan keputusan Maura tersebut. Farah dan Bagas awalnya cukup berat mengijinkan putri sulung mereka menetap di negeri orang, namun membiarkan Maura tetap disini pun bukan keputusan yang baik. Makanya mereka mencoba melapangkan hati dan mengijinkan Maura memilih keputusannya sendiri. Maura sudah sangat dewasa, dan sudah seharusnya mengambil keputusan untuk hidupnya sendiri.
"Mama sangat bahagia saat ini." Farah menatap Naura berkaca-kaca. "Melihatmu bahagia, membuat mama sangat lega. Mama minta maaf karena selama ini, mama sering mengabaikanmu, bahkan dari kau kecil hingga dewasa, kau lebih banyak menghabiskan waktumu tanpa kami. Maafkan mama."
Naura mengambil tissu didekatnya, menempelkannya di ujung mata Farah agar air matanya tak mengalir. "Aku tidak pernah masalah dengan semua itu. Tapi yang terpenting, saat ini mama ada disini dan bersamaku, itu sangat cukup untukku." katanya, lalu memeluk ibunya kembali.
Saphire yang melihat hal tersebut mengerjabkan matanya terharu. Dia bahagia melihat bagaimana Farah memperlakukan Naura dengan sangat baik. Dia juga berharap kebahagiaan akan selalu datang pada anak dan menantunya, juga pada cucu-cucunya yang sangat menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To You - #2 [COMPLETED]
Romance--Seri kedua dari 'The Way of Love: Destiny'-- Naura tidak pernah tahu takdir seperti apa yang telah Sang Maha Kuasa siapkan untuknya. Satu hal yang pasti, dia harus menggantikan kakaknya yang pergi tanpa alasan apapun untuk menikah dengan calon kak...