TIGA PULUH ENAM

7.2K 330 2
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story :)

______________________________________

Mereka sampai dirumah tepat saat hujan turun dengan deras disertai angin kencang. Celo menjatuhkan tubuhnya di kursi ruang tengah, bergabung bersama Koswara, Kevin, dan Kenzo yang tengah asyik dengan kopi mereka. Sedangkan Naura segera melangkah kearah dapur menemui Aisyah yang tengah memasak makan malam.

"Ibu." Naura memeluk tubuh wanita yang sudah dianggapnya seperti ibunya sendiri itu.

Aisyah terkikik pelan sambil terus melanjutkan kegiatannya. "Sudah pulang, nak? Bagaimana jalan-jalannya, menyenangkan?"

Naura mengangguk antusias. "Sangat menyenangkan, bu. Tempatnya semakin hari semakin bagus."

"Syukurlah kalau begitu." Aisyah tersenyum. "Sekarang kau bantu ibu memasak."

"Siap, bu." Naura segera membantu Aisyah memotong beberapa sayuran dan rempah-rempah.

"Kalian sudah hampir sebulan menikah bukan?" tanya Aisyah memecah kesunyian.

Naura menatap Aisyah dan mengangguk. "Iya, bu."

"Lalu apa yang kau rasakan pada nak Celo? Apa kau sudah mencintainya?" tanya Aisyah lagi, membuat wajah Naura memerah seketika. Aisyah tertawa kecil memperhatikan wajah putrinya, mencubit pelan pipi cukup berisi itu. "Hayo, anak ibu sedang jatuh cinta ya?"

"Ibu." Rengek Naura sambil memegang kedua pipinya. "Aduh, aku malu sekali."

Aisyah semakin tertawa, "Kenapa harus malu? Perasaanmu itu fitrah sayang. Dan kau harus bersyukur karena bisa merasakannya sekarang."

"Benarkah, bu?"

Aisyah mengangguk, "Itu karunia dari Allah, tapi jangan sampai mengalahkan cintamu kepada-Nya. Buat cintamu didasari karena-Nya."

Naura mengangguk, "Iya, ibu."

"Jadi kau mencintainya sayang?" tanya Aisyah lagi, membuat Naura semakin salah tingkah.

Naura kembali mengangguk dengan malu-malu tanpa bisa menyembunyikan kegugupannya. "I-iya, bu. Yaampun kenapa malu sekali rasanya?" katanya, membuat Aisyah kembali tertawa.

"Tidak perlu, sayang. Ibu senang kau bisa mencintai nak Celo, dan yang ibu lihat juga jika nak Celo sangat mencintaimu." Balas Aisyah sambil mengusap puncak kepala putrinya. "Ibu hanya berpesan kalau kau harus bisa menjadi istri yang baik. Istri yang mampu menjadi pakaian bagi suaminya dan juga kesejukan yang membuatnya selalu ingin kembali padamu. Buat rumah tanggamu diliputi sakinah, mawaddah, dan rahmah."

"InsyaAllah, bu. Aku akan berusaha membuatnya seperti itu." balas Naura terharu. "Kenapa ibu menangis?"

Aisyah mengusap ujung matanya yang berair. "Ibu hanya terharu, sayang. Ibu tidak menyangka saja jika sekarang kau sudah menikah. Mungkin sebentar lagi juga ibu akan memiliki cucu."

"Sepertinya tidak akan secepat itu, bu. Kami berencana menunda memiliki anak karena aku masih ingin sekolah. Sebenarnya aku yang meminta itu pada kak Celo." jelas Naura, merasa tak enak saat memikirkan soal anak.

"Tidak apa, sayang. Jika itu yang kau pilih, ibu akan mendukungmu." Aisyah tersenyum lembut. "Tapi kenapa ibu yakin sebentar lagi ibu punya cucu ya?"

Naura terkekeh. "Mungkin dari Kevin atau Kenzo, bu."

"Ish, kau ini. Mereka kan belum menikah, bahkan ibu tidak pernah tahu jika kedua pria itu memiliki kekasih atau tidak."

"Benar juga apa kata ibu. Kevin selama ini bahkan tidak berani mengungkapkan perasaannya pada Aleta. Kenzo apalagi, seperti wanita yang dekat dengannya hanya aku dan bibi Bev saja."

Come To You - #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang