TUJUH

12.9K 549 1
                                    

Don't for vote and comment.. :)

Enjoy the story... :)

_________________________________

"Apa?" Celo menaikan sebelah alisnya saat Naura menatapnya dengan tajam.

Naura menutup matanya sesaat dan menghela napas sebelum kembali menatap pria dihadapannya yang tengah asyik memakan kacang di toples.

"Ini serius?" tanyanya.

Celo hanya mengangguk tanpa menghentikan aktifitasnya dengan makanan kesukaannya itu. "Kita istirahat saja disini sebelum besok pagi kita berangkat."

"Lalu kenapa kakak menyuruhku berkemas sekarang? Tahu seperti ini lebih baik tadi aku streaming di kamar." Gerutunya kesal.

Bagaimana tidak kesal? Setelah dia mengemas semua barang-barang dan memilih melewatkan menonton idola kpopnya yang tengah melakukan siaran langsung, Celo malah membatalkan kepergian mereka dengan alasan malas.

"Kau bisa menontonnya di youtube." Balas Celo yang mendapat tatapan kesal dari Naura. Celo menutup toples kacangnya dan meletakannya diatas meja. "Aku minta maaf untuk ini, tapi aku benar-benar lelah jika harus berkendara jauh."

"Lalu kenapa kakak mengajakku untuk pergi tadi?"

"Tadinya aku ingin menghiburmu karena Ben dan yang lainnya kembali ke Indonesia terlebih dulu, tapi ternyata tubuhku tidak mendukung. Maaf."

Naura menghela napasnya, kenapa emosinya tidak stabil seperti ini? Padahal hanya karena masalah sepele, dan dia bisa semarah ini. Aneh sekali.

"Duduklah, Nau. Ada yang ingin aku bicarakan." Naura membuka matanya, menatap kearah Celo seraya menjatuhkan tubuhnya diatas sofa.

"Ada apa?" tanyanya.

"Ini mengenai pernikahan kita." Celo perlahan menatap Naura.

"Maksudnya?"

"Kita berdua sama-sama tahu kenapa pernikahan ini terjadi. Jujur, aku tidak menginginkan pernikahan ini terjadi, dan aku yakin kau pun merasakan hal yang sama. Tapi mungkin takdir berkata lain, karena kita berdua sekarang sudah berada di pernikahan ini."

"Ya, lalu?" Naura tidak mengerti apa yang sebenarnya dimaksud Celo dan kearah mana pembicaraan ini mengarah.

"Aku tidak yakin bisa bersikap selayaknya seorang suami kepadamu, membimbing dan menjagamu, aku tidak yakin bisa melakukan semua itu. Jadi lebih baik kita membuat kesepakatan."

Naura mengernyit, "Kesepakatan seperti apa maksudnya? Apa kakak akan menceraikanku jika kita menikah dalam waktu yang ditentukan?"

Celo menggeleng sambil terkekeh, "Tidak, kau terlalu banyak membaca novel sepertinya." Katanya. "Aku tidak akan menceraikanmu jika kau tidak memintanya."

"Lalu?" tanya Naura lagi.

"Selama kita belum bisa menerima satu sama lainnya sebagai pasangan, bagaimana jika kita memperbaiki hubungan kita seperti dulu?" Celo menatap Naura yang masih mengernyit tak mengerti.

"Kita buat hubungan kita seperti dulu. Seperti sebelum aku pergi ke Amerika, disaat aku hanya satu-satunya oppa-mu." Jelas Celo.

Perlahan, senyum Naura terbit dan berubah menjadi sebuah tawa renyah yang mampu membuat Celo ikut tertawa. Sejak kecil Naura memang sangat menyukai semua hal berbau korea, mulai dari drama, musik, hingga kebudayaan negeri ginseng tersebut. Dan salah satu efek dari kegemarannya itu adalah dia yang selalu memanggil Celo dengan sebutan oppa. Bahkan dia juga terkadang memanggil Maura dengan sebutan eonni, tentu saja bukan secara langsung dihadapan kakaknya.

Come To You - #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang