don't forget for vote and comment..
Enjoy the story.. :)
__________________________________________
Celo menatap rumah kayu dengan pekarangan luas di depannya saat Naura menghentikan motor mereka. Keningnya mengernyit dan menatap rumah yang terlihat sangat asri itu penasaran. Rumah siapa ini? Apa ini yang dikatakan Naura sebagai rumah orang tuanya? Seingatnya Bagas tidak pernah membeli rumah di daerah terpencil seperti ini.
Kevin dan Kenzo membantu Celo turun dari motor, sedangkan Naura berjalan cepat menuju pintu rumah sambil membuka helm yang dipakainya. Naura meletakkan helmnya diatas meja dekat pintu, dan segera mengutuk pintu rumah sambil mengucapkan salam. Tak lama pintu kayu itu terbuka, menampilkan seorang pria paruhbaya yang masih sehat diusia lanjutnya.
"Ayah!" Naura tersenyum dan segera menyalami pria yang menatapnya terkejut itu.
"Naura!" Koswara menatap Naura tak percaya. "Kenapa tidak mengabari ayah jika akan datang kemari?!"
"Akan aku jelaskan nanti, yah. Sekarang ada yang lebih darurat." balas Naura sambil menatap kearah Kevin dan Kenzo yang tengah memapah suaminya.
Koswara dengan cepat memakai kacamata yang menggantung di lehernya, mencoba mengenali pria yang dibawa kedua anak angkatnya. Matanya seketika membelalak saat melihat seorang pria yang tak asing lagi baginya. Pria yang bahkan dikenalnya dari masih bayi.
"Pak Koswara?" Celo mengernyit menatap pria paruh baya yang sudah belasan tahun ini tak ditemuinya.
"Loh, nak Celo?" Koswara mengernyit sekaligus panik melihat kondisi Celo yang tidak dikatakan baik-baik saja. "Cepat bawa masuk kedalam!" katanya lagi yang langsung diangguki Kevin dan Kenzo.
"Kenapa bisa seperti ini, Nau?" tanyanya sambil mengikuti langkah Naura di depannya.
Naura melirik sesaat pada Koswara, "Akan kujelaskan nanti sekalian, yah." katanya, lalu melangkah menuju ruang tengah untuk mengambil kotak P3K. "Ibu mana yah?" tanyanya, mengedarkan pandangannya mencari seseorang.
"Biar ayah panggilkan dulu."
Naura mengangguk membiarkan Koswara memanggil istrinya. Naura segera mendudukan tubuhnya disamping Celo yang kini tengah berbaring diatas kursi panjang, memberikan kotak P3K yang diambilnya tadi pada Kenzo. Perlahan Kenzo mengangkat bagian bawah celana Celo, memperlihatkan luka panjang dari bawah lutut hingga ke mata kaki. Selain itu terdapat lebam kebiruan di pergelangan kaki Celo yang sepertinya terkilir.
"Jadi ini rumah pak Koswara?" Celo meringis saat Kenzo menempelkan kapas antiseptik di lukanya. Tangannya menggenggam erat tangan istrinya.
Naura mengangguk, "Iya, ini rumah ayah dan ibu."
Celo kembali meringis, "Aku lupa jika dari kecil kau memanggil mereka dengan sebutan ayah dan ibu. Ingatanku sedikit mengabur tentang mereka karena sudah terlalu lama tidak bertemu."
"Mungkin karena faktor umur juga, kak." Naura terkekeh dengan candaannya, kemudian mendongak saat ujung matanya menangkap seoarang wanita berjilbab panjang yang berjalan menghampiri mereka.
"Astagfirullah, kenapa bisa seperti ini?" Aisyah menutup mulutnya terkejut, menatap Celo yang terbaring diatas kursi.
Naura menyengir menatap wanita yang sudah dianggapnya seperti ibu kandungnya sendiri. "Kami kecelakaan sepulang dari perkebunan."
Aisyah kembali beristigfar sambil menghampiri Naura. "Kau baik-baik saja, sayang? Ada yang terluka?" tangannya menyentuh seluruh wajah Naura.
"Aku baik-baik saja, bu. Tapi kak Celo terluka cukup parah karena melindungiku." Aisyah kemudian menatap kearah Celo yang tersenyum padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To You - #2 [COMPLETED]
Romance--Seri kedua dari 'The Way of Love: Destiny'-- Naura tidak pernah tahu takdir seperti apa yang telah Sang Maha Kuasa siapkan untuknya. Satu hal yang pasti, dia harus menggantikan kakaknya yang pergi tanpa alasan apapun untuk menikah dengan calon kak...