Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
__________________________________________________
"Tidak ada heels untuk besok." Naura menjepit ponselnya di telinga, sedangkan tangannya sibuk menyiapkan pakaian untuk wisudanya besok. "Kau akan datang bersama bunda besok?"
"Memangnya dengan siapa lagi aku akan datang?" Aleta menyahut dari seberang telpon.
Celo masuk kedalam walking closet menghampiri istrinya. "Sayang, sudah malam. Kau harus beristirahat."
Naura mengangkat tangannya, memberi tanda sebentar lagi. "Jangan lupa bawa barang yang kuminta kemarin." katanya.
"Siap. Sana istirahat, kau harus tampil cantik besok." Aleta terdengar terkekeh, kemudian sambungan telpon terputus.
Naura menatap suaminya yang menatapnya sambil bersandar pada meja. Kakinya melangkah mendekat, tersenyum begitu manis hingga membuat Celo ikut tersenyum. Kedua tangannya terangkat melingkar leher Celo, dan mendaratkan bibirnya diatas bibir suaminya.
Celo tertawa melihat tingkah istrinya. "Berhenti menggodaku sayang." katanya. Nada suaranya berubah rendah dan dalam. "Kau akan sibuk besok, jadi jangan buat aku membuatmu lembur malam ini."
"Aku tidak menggoda, kakak. Aku hanya menciummu saja." Naura tersenyum menggoda. "Memangnya aku tidak boleh mencium suamiku sendiri?"
"Tentu saja tidak boleh, jika itu membuatku menginginkanmu." Kemudian Celo mendaratkan bibirnya dan mencium istrinya cukup lama. "Sudah menyiapkan semua yang kau butuhkan untuk besok?"
Naura mengangguk. "Sudah semua. Kakak besok datang kan?"
"Aku akan datang, tapi tidak akan bisa bersamamu sepertinya." Celo menatap sedih. "Kita belum bisa mengumumkan hubungan kita meskipun aku memperkenalkanmu sebagai kekasihku."
"Tidak apa, kak. Nanti juga ada saatnya. Aku akan mencari waktu untuk bersamamu disana. Bagaimana?" Naura mencoba menghibur suaminya, dan menemukan senyum di wajah tampan itu terbit.
"Baiklah, sayang. Sekarang kita harus beristirahat."
Naura mengangguk. Seketika memekik saat Celo mengangkat tubuhnya dan membawanya kearah ranjang. Celo membaringkan tubuh istrinya diatas ranjang dengan lembut, kemudian ikut menaiki ranjang dan berbaring disamping istrinya. Sebelah tangannya dia masukkan dibawah leher Naura, lalu menyandarkan dagunya diatas kepala istrinya.
"Ada yang mengetuk pintu, kak." Mereka berdua mengalihkan pandangan kearah pintu.
"Biar aku saja." Cegah Celo saat Naura hendak bangkit. Dengan cepat Celo melangkah kearah pintu dan menemukan Farah berdiri gelisah. "Mama? Ada apa?"
Farah meremas tangannya, menatap Celo ragu dan sedikit takut. "Boleh mama bertemu Naura? Ada yang ingin mama bicarakan dengannya."
Celo mengernyit, namun kepalanya mengangguk. "Sayang, mama mencarimu." katanya sambil menatap kearah Naura.
Naura melangkah mendekat, menatap ibunya penuh tanya. "Ada apa, ma?"
"Ada yang ingin mama bicarakan denganmu, sekarang." Farah tersenyum, namun terlihat jelas di paksakan. "Tapi tidak disini, dan hanya kita berdua." katanya lagi.
"Dimana, ma?"
"Di taman belakang."
Naura menatap kearah Celo, meminta ijin pada suaminya. Celo mengangguk meski dia sendiri penasaran dengan apa yang ingin dikatakan Farah hingga harus menemui Naura malam-malam begini. "Pakai jaketmu, diluar udaranya sedang dingin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To You - #2 [COMPLETED]
Romance--Seri kedua dari 'The Way of Love: Destiny'-- Naura tidak pernah tahu takdir seperti apa yang telah Sang Maha Kuasa siapkan untuknya. Satu hal yang pasti, dia harus menggantikan kakaknya yang pergi tanpa alasan apapun untuk menikah dengan calon kak...