Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story :)
____________________________________
Naura menghilang.
Itulah salah satu kalimat yang berhasil di cernanya saat tiba-tiba Saphire membangunkannya. Karena terlalu banyak menangis semalam, Celo tak sadar jika dirinya tertidur di ruang tengah. Dengan kondisi kepalanya yang pening serta hidung yang memerah, dia menegakkan tubuhnya dan berjalan cepat kearah kamarnya. Rentetan ucapan panik Saphire dibelakangnya kini tak dapat terdengar lagi olehnya.
Pikirannya seketika kosong saat tak menemukan keberadaan Naura di dalam kamar mereka. Ketakutannya selama ini terjadi juga. Naura pergi meninggalkannya. Rasanya Celo ingin menangis saat ini juga, namun air matanya tak bisa lagi keluar sedikit pun. Celo ingin menangisi hidupnya yang seperti ini, menangisi kepergian istrinya yang entah kemana, juga mengkhawatirkan Naura dan bayi mereka.
Naura memang benar-benar pergi meninggalkannya, seluruh barang-barang yang sering dipakai oleh istrinya tidak ada di tempatnya. Celo kemudian kembali melangkah cepat menuju walking closet dan menemukan sebagian baju Naura juga tidak ada di tempatnya. Tubuh Celo seketika lemas dan hampir tersungkur jika Saphire tidak memegangi dengan kuat.
"Sayang, kau baik-baik saja?" Saphire menatap putranya khawatir. Tadi pagi, saat dia memasuki kamar ini untuk membawakan sarapan Naura, dia tak menemukan Naura dimana pun. Pikirnya, Naura hanya sedang berkeliling di sekitar rumah sehingga dia tak membangunkan Celo sejak awal. Namun ternyata dugaannya salah, Naura memang benar-benar pergi dari rumah secara diam-diam. Seluruh penjaga sudah ditanyainya, namun dari smeuanya hampir tidak melihat kepergian Naura, dan secara kebetulan tadi malam hanya ada satu penjaga yang berdiam diri menjaga gerbang utama.
"Dia pasti lewat gerbang belakang." Celo berkata lemah. Matanya kembali memerah, dan hatinya terasa begitu sakit. Pikirannya semakin kosong. Dia tidak pernah bisa hidup tanpa Naura, dia tidak ingin merasakan rasa sakit seperti yang dilaminya beberapa tahun lalu karena kehilangan Naura. Meskipun Naura begitu membencinya dan tak ingin bersamanya lagi, setidaknya dia hanya berharap dia masih bisa melihat Nuara. Memastikan jika Naura baik-baik saja dan dalam penjagaan yang aman. Dia akan menerima keputusan Naura jika wanita yang dicintainya itu tak ingin melihatnya lagi, dan menghilang untuk selamanya. Dia akan mengabulkan semua itu, dan berdiam diri di sudut terpencil hanya untuk melihat Naura tanpa mengganggunya lagi.
"Aku harus mencari Naura, ma." Celo berusaha menegakkan tubuhnya sebisa mungkin, melepaskan pegangan tangan ibunya.
Saphire menggeleng pelan, "Badanmu panas, sayang." Dia meraih kembali lengan putranya yang terasa panas, dan wajahnya pun terlihat sangat pucat. "Kau sakit, kau harus istirahat. Biar mama dan yang lainnya yang mencari Naura."
Celo menggeleng, "Aku baik-baik saja, ma. Aku ingin mencari Naura, aku sangat mengkhawatirkan Naura dan bayiku." Katanya pelan, kembali melepaskan tangan ibunya. Kemudian dia melangkah keluar dari kamar berniat mencari keberadaan istrinya.
"Herwit!" teriaknya, berhenti untuk sesaat ketika kepalanya terasa berat dan pandangannya memutar.
"Celo kau harus istirahat." Saphire meraih tubuh Celo dan mendudukannya diatas sofa. Bagas, Axcel, dan Herwit dating secara bersamaan. Terlihat jelas ketiga pria itu baru saja mencari Naura.
"Tuan." Herwit melangkah mendekat dengan khawatir melihat wajah tuannya yang begitu pucat.
"Celo kau baik-baik saja, kid?" Axcel menghampiri putranya, mengusap pelan kening Celo yang berkeringat.
Celo melepaskan tangan ayahnya perlahan, kemudian kembali menegakkan tubuhnya. "Siapkan mobilku sekarang." Katanya pada Herwit.
"Kau tidak boleh pergi kemana pun dengan kondisi seperti ini, Celo." Axcel mencegah. "Biar papa dan yang lainnya yang mencari Naura."
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To You - #2 [COMPLETED]
Romance--Seri kedua dari 'The Way of Love: Destiny'-- Naura tidak pernah tahu takdir seperti apa yang telah Sang Maha Kuasa siapkan untuknya. Satu hal yang pasti, dia harus menggantikan kakaknya yang pergi tanpa alasan apapun untuk menikah dengan calon kak...