TIGA PULUH SEMBILAN

7.1K 318 3
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story :)

__________________________________________________

"Selamat pagi, sayang."

Naura semakin membuka matanya dan mengerjab beberapa kali agar dapat melihat wajah suaminya dengan jelas. Langit masih terlihat gelap dari balik gorden, namun suaminya itu sudah terlihat segar dengan rambut basahnya sehabis mandi. Tubuhnya hanya dibalut oleh selehai handuk yang hanya menutupi bagian tubuh bawahnya saja, membiarkan dada bidangnya terekspos nyata di depan matanya. Ini masih pagi tapi dia sudah disuguhi oleh pemandangan yang sangat seksi.

"Ini masih pagi, kak. Tidak perlu menggodaku seperti ini." katanya, lalu meneggakkan tubuhnya perlahan. Kedua tangannya melebar, merenggangkan otot-otot yang terasa sedikit nyeri.

Celo hanya tertawa kecil mendengar apa kata istrinya, "Aku tidak menggodamu sayang." balasnya. "Sebentar lagi subuh, jadi kau harus segera mandi dan bersiap oke?"

Naura mengangguk lalu melangkah menuju kamar mandi tanpa mengatakan apapun lagi. Celo tersenyum kecil, membiarkan istrinya mandi selagi dia berpakaian dan menyiapkan perlengkapan sholat untuk mereka berdua. Naura keluar dari dalam kamar mandi setengah jam kemudian, dengan berpakaian lengkap. Dan setelah itu mereka segera melaksanakan sholat subuh berjamaah.

"Ada lagi yang harus kakak bawa?" tanya Naura saat menyiapkan pakaian yang akan dibawa Celo setelah mereka selesai sholat subuh.

"Kupikir sudah cukup. Aku hanya pergi selama dua minggu." Balas Celo sambil mendekati istrinya. "Kau akan baik-baik saja kan kutinggal selama dua minggu?" lalu dia memeluk tubuh istrinya yang tertawa kecil.

"Kenapa aku harus tidak baik-baik saja?" tanya Naura bercanda.

Celo mendengus kesal, "Kau tidak akan merindukanku?"

Naura menggeleng pelan, berusaha menggoda suaminya. "Kenapa juga aku harus merindukan kakak?" tanyanya lagi. Namun tak lama tawanya seketika tergelak saat melihat wajah suaminya cemberut. Tangannya terangkat membelai wajah cemberut itu, "Aku pasti akan sangat merindukan kakak."

Celo tersenyum, "Aku juga pasti akan sangat merindukanmu." balasnya. "Perlengkapan sekolahmu sudah siap semua?"

Naura mengangguk, "Sudah, kak."

"Aku akan mengantarmu pergi ke sekolah."

"Siap, kak." balas Naura. "Sudah selesai?"

Celo mengangguk, "Sudah. Kita sarapan dulu baru kita akan berangkat ke sekolahmu." katanya sambil merentangkan kedua tangannya. "Tidakkah ini terlalu pagi untuk berangkat ke sekolah?"

Naura menggeleng, "Tidak, kak. Aku terbiasa berangkat sangat pagi supaya tidak terkena macet."

"Memangnya jalan kesana biasa macet."

"Hampir setiap saat jalanan disana akan macet. Selain dekat dengan jalan tol, sekolahku juga dekat dengan daerah industri, jadi jika terlalu siang akan banyak kendaraan besar yang lewat. Belum lagi banyak angkutan umum yang berhenti disembarang tempat, jadinya kemacetan disana sangat sulit terurai."

Celo mengangguk mengerti, "Yasudah, sekarang kita sarapan dulu saja." Celo meraih tangan istrinya dan menuntunnya keluar kamar menuju dapur.

Beberapa pelayan terlihat sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Beve sudah berdiri di tengah dapur, sibuk dengan acara memasaknya. Ditemani beberapa pelayan lainnya, yang sama sibuknya. Sedangkan Ben dan Kenzo terlihat sibuk dipantry membuat seduhan kopi yang aromanya mampu membuat siapapun tergoda termasuk Celo yang langsung mendekat dan ikut bergabung.

Come To You - #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang