LIMA PULUH SEMBILAN

7.4K 348 1
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story :)

__________________________________

"Tuan, Mr. Giordano sudah disini." Herwit mengangguk sopan pada Celo sebelum keluar dari ruangan itu. Celo membalikkan tubuhnya, menatap pria muda di hadapannya itu dengan wajah tenang.

"Mr. Axcelord, ternyata Anda yang memanggilku kesini." Giordano tersenyum. "Ada perlu apa sehingga Anda memanggilku?" sekarang mereka tengah berada di ruang media, ruangan yang biasa digunakan sebagai tempat pertemuan para donatur sekolah.

Celo tak langsung menjawab, dia berdiri di tengah ruangan dengan memasukkan kedua tangannya di saku. "Duduklah." katanya, merujuk pada dua kursi yang sengaja disiapkannya saling berhadapan.

Giordano mengikuti apa kata Celo dan duduk di salah satu kursi. Matanya tak lepas memandang Celo dengan seringai tertahannya. "Jadi ada perlu apa Anda ingin menemuiku?"

Celo tertawa pelan, kedua mata indahnya menyorot tajam sosok pria di hadapannya. "Tidak perlu bersandiwara di hadapanku. Kau bisa menjadi dirimu sendiri disini." Dia berkata jelas dan lugas. "Dan katakan apa yang ingin kau lakukan terhadapan istriku."

Giordano menyeringai, begitu suka dengan sikap to the point Celo. Pria itu jelas tidak suka membuang waktunya dengan percuma. "Tentu saja aku ingin merebut istrimu."

"Ah, apa Naura pantas disebut sebagai istrimu?"

Rahang Celo mengeras, namun tak menghilangkan raut tenangnya sama sekali. Pria itu malah sedikit tertawa mendengar ucapan penuh provokasi dari Giordano.

"Tentu saja Naura adalah istriku. Kami menikah secara sah dimata agama dan hukum." Celo tersenyum penuh ancaman. "Untuk kali ini aku hanya akan memperingatimu saja. Rencana apapun yang ada di otalmu kini, lebih baik tak kau lakukan. Apalagi jika itu berhubungan dengan istriku. Jangan buat aku melakukan tindakan kepadamu."

Giordano terkekeh, dia tidak merasa takut sedikit pun. "Aku yakin bahkan sebelum kau melakukannya, Naura sudah menjadi milikku." Katanya. "Naura bukan milikmu, dan kau tidak pantas memilikinya."

"Naura milikku, jika kau lupa siapa yang berstatus sebagai suaminya disini." Celo sangat tahu karakter pria di hadapannya, dan dia hanya butuh penegasan akan statusnya saat ini. "Jadi berhentilah mendekatinya, dan buat dirimu lebih memiliki nilai moral dengan tidak mengganggu rumah tangga orang lain. Keluarga Abraham selalu bertindak seperti ksatria saat berhadapan dengan wanita, ayahmu sendiri bahkan menjunjung tinggi hal tersebut."

"Aku bukan ayahku yang akan melakukan itu." Giordano mengeram, dia tidak pernah suka jika latar belakang keluarganya dijadikan senjata untuk menekannya.

Celo menyeringai, "Tapi kau tetaplah seorang Abraham yang patut melakukannya. Bagaimana reaksi kakekmu jika mengetahui semua ini? Akankah dia membiarkanmu saja?" senyum diwajahnya semakin terbit melihat Giordano tak berkutik dengan perkataannya. Jacob Abraham adalah senjata paling ampuh untuk menghentikan keluarganya sendiri, nama itu juga bisa jadi senjata untuk mempermudah segala urusan. "Jika kakekmu tahu, kau tidak hanya akan menjadi orang kedua di J.Abraham, tapi kau hanya akan menjadi bawahanku seumur hidup."

"Apa kau tidak tahu jika aku sudah menyetujui rencana kakekmu untuk mengambil alih J.Abraham?" dia tersenyum, pura-pura terkejut. "Sepertinya ketua Abraham tidak memberitahumu sama sekali."

"Kau pikir kau sudah menang hanya dengan mengambil alih perusahaanku?"

Celo mengernyit, "Perusahaanmu? Selain aku diminta untuk mengambil alih J.Abraham, aku juga pemegang saham terbesar disana saat ini. Jadi itu bukan perusahaanmu." kemudian wajahnya berubah datar dan suaranya menajam. "Kau hanya anak kecil yang tak memiliki apapun untuk menandingiku. Jadi sadarlah, dan lihat dimana kau berdiri saat ini. Jangan sampai kau terjatuh karena tidak bisa mengenali pijakanmu."

Come To You - #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang