LIMA PULUH

8.6K 375 10
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story :)

_____________________________________________

"Baiklah, kami akan kesana sebentar lagi."

Celo kembali menutup pintu saat pelayan tersebut pergi. Dahinya berkerut menatap istrinya yang juga tengah menatapnya bingung. Kelurga Martanegara, berarti Farah dan Bagas sudah kembali ke Indonesia tanpa sepengatahuannya. Dan yang menjadi pertanyaannya adalah apakah kedua mertuanya itu datang hanya berdua atau dengan membawa putri tertua mereka yang kabur beberapa waktu lalu. Maura.

"Ada apa kak?" Naura menegakkan tubuhnya dan duduk bersilang kaki diatas ranjang. Pikiran Celo hilang seketika, gemas melihat tingkah istrinya.

"Papa dan mama sudah kembali ke Indonesia." katanya, tanpa melepaskan perhatiannya dari wajah istrinya yang mulai berubah. "Mereka ada di depan sekarang, menunggu kita."

"Benarkah?"

Meski Naura kini tersenyum, Celo sadar ada ketakutan terpendam dibalik itu semua. Dia melangkah mendekat dan duduk disamping istrinya. Tangannya terulur, menggenggam tangan lembut itu.

"Tidak akan ada yang berubah dari kita. Kau tetap istriku satu-satunya meski Maura kembali."

Naura tersenyum, berusaha menyangkal ucapan Celo yang sangat tepat membaca ketakutannya. "Aku tidak memikirkan itu."

"Aku tahu kau memikirkannya." Celo membalas, kemudian menatap istrinya dalam. "Aku mengenalmu sejak lama, jadi aku sangat mampu membaca dirimu dengan mudah."

"Aku lupa hal itu." Naura menghela napasnya. "Aku memang takut kakak akan meninggalkanku dan kembali pada kak Maura."

Celo menggeleng. Sekalipun ibunya yang memintanya kembali pada Maura, dia tidak akan pernah melakukannya. Hanya Naura yang diinginkannya saat ini, tak akan ada satu orang pun yang bisa mempengaruhi keputusannya. Naura istrinya, cintanya, maka hanya Naura-lah yang pantas memilikinya.

"Aku hanya mencintaimu, sayang. Tak ada yang bisa menentang keputusanku."

Naura merangkum wajah Celo, memiringkan kepalanya dan tersenyum. "Aku juga mencintai kakak. Jangan pernah meninggalkanku." Dia melingkarkan tangannya di leher Celo, memeluk suaminya yang balas memeluknya.

"Tidak akan pernah, sayang." Celo menenggelamkan wajahnya di bahu istrinya.

"Sekarang lebih baik kita ke depan, kasihan mama dan papa sudah menunggu." Naura melepaskan pelukannya, mendapati suaminya yang tersenyum. "Ada apa?"

"Aku suka dirimu yang agresif seperti ini." Celo mengecup puncak kepala Naura. Kemudian menegakkan tubuhnya dan membantu istrinya berdiri. "Ayo kita temui orang tuamu, mereka harus melihat keadaan putri mereka yang lain."

Naura tertawa, "Mereka tidak akan memikirkan soal itu." keduanya melangkah keluar kamar dengan Celo yang merangkum pinggang Naura posesif. "Tidak perlu berlebihan seperti ini, kak."

"Aku hanya ingin menunjukan kepemilikanmu." Celo membalas ringan. "Kalau tidak kuat berjalan, biar aku menggendongmu."

"Aku kuat, kak." Naura kembali melangkah setelah berhenti untuk beberapa saat. Tubuhnya memang masih terasa lemas setelah muntah tadi. Sehingga langkahnya sedikit limbung dan mungkin terjatuh jika Celo tidak memeganginya.

"Mama!" Naura tersenyum menatap sosok wanita yang sangat dirindukannya. Semua orang yang berada di ruangan itu menatapnya kearahnya seketika. Dia melepaskan pelukan Celo ditubuhnya, berjalan mendekati ibunya dan memeluk wanita itu. "Aku merindukan mama."

Come To You - #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang