TIGA BELAS

11.1K 467 0
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story.. :)

__________________________

Dua minggu berlalu setelah kejadian itu, dan Naura sudah kembali seperti biasanya. Beberapa hari setelah kejadian itu Naura mengalami demam, sehingga lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar. Beberapa hari itu juga Naura berubah menjadi sosok pendiam dan tak banyak bicara. Hanya bicara jika ada menanyainya saja, setelah itu kembali terdiam seperti tengah memikirkan sesuatu.

Hal tersebut tentu saja membuat Celo, Kevin, dan Kenzo merasa sangat khawatir. Mereka bingung harus melakukan apa untuk membuat Naura kembali seperti sebelumnya, hingga pada akhirnya Celo meminta Ben dan Beve untuk datang ke rumahnya. Dan benar saja, kedatangan Ben dan Beve membuat Naura kembali tersenyum dan berbicara seperti sebelumnya.

"Bukankah kakak masih cuti?" Celo menarik pikirannya dan menatap Naura yang tengah menatapnya dari atas ranjang.

"Ada beberapa masalah di kantor cabang, jadi aku harus segera mengurusnya sekarang." Balasnya sambil memakai dasinya. "Kau mau ikut?"

Naura menggeleng seraya berjalan menghampiri Celo. Diraihnya dasi dileher Celo dan memasangkannya perlahan. "Aku akan belajar membuat kue bersama bibi Bev disini."

"Jangan sampai kau membakar dapurnya." Celo terkekeh pelan.

Naura mendelik kesal sambil terus memasangkan dasi di leher Celo. "Aku bukan anak di bawah umur yang tidak tahu apa-apa. Aku sudah dewasa."

Celo mengangguk dan tersenyum, "Baiklah, aku percaya kau sudah dewasa sekarang. Sudah selesai?"

"Sudah." Naura menurunkan tangannya perlahan setelah dasi di leher Celo terpasang rapi.

"Jangan terlalu kelelahan, oke?" Celo tiba-tiba mendekatkan wajahnya dan mencium puncak kepala Naura lembut. "Jika terjadi sesuatu segera hubungi aku."

Naura menghela napas tercekatnya dan tersenyum, "Iya, kak. Aku akan mengantar kak Celo ke depan." balasnya, kemudian mereka berjalan bersama menuju pintu depan.

Herwit tersenyum sopan saat melihat kedatangan Celo dan Naura. Pria itu dengan segera membuka kan pintu mobil untuk Celo. Celo menatap pada Naura yang segera meraih tangannya dan menciumnya penuh penghormatan.

"Hati-hati dijalannya ya, kak." katanya sambil tersenyum.

Celo balas tersenyum. "Oke, ingat, jangan terlalu kelelahan." ingatnya sekali lagi dan Naura mengangguk. "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Naura kembali tersenyum seraya melambaikan tangannya saat mobil Celo berlalu pergi. Kemudian dia melangkah menuju dapur yang ramai karena Beve, Erik, dan beberapa pelayan tengah sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk membuat kue.

"Kau sedang apa disini, Kev?" Naura menatap heran pada Kevin yang duduk diatas kursi pantry sambil sibuk memakan chocochips di dalam mangkuk.

"Terserah aku mau apa disini." balas pria itu sewot.

Naura mencibir, "Ih, biasa saja bisa kan? Aku hanya bertanya." kemudian dia mengambil beberapa butir chococips dan melemparnya pada Kevin.

"Bibi Bev, kenapa dia ada disitu sih? Mengganggu pemandangan saja." rajuknya seraya menghampiri Beve yang tengah sibuk memecahkan telur.

"Biarkan saja, anggap saja pria itu tidak ada." balas wanita gemuk itu sambil tertawa. "Tolong ambilkan pengocok telur di dekat Erik." pintanya sambil menunjuk seorang koki tua yang tengah sibuk menyiapkan panggangan.

Naura berjalan mendekati Erik. "Paman, yang mana yang pengocok telur?" tanyanya, lalu menunjuk beberapa barang diatas meja.

"Yang ini, nona." Erik mengambil sebuah pengocok telur dan memberikannya pada Naura.

Come To You - #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang