Don't forget for vote and comment..
Enjoy the story.. :)
_______________________________________
"Ayo, lebih tinggi lagi, Ken." Naura setengah berteriak dan tertawa melihat usaha keras Kenzo.
"Ini sudah sangat tinggi." balas Kenzo dengan napas tersenggal, sedang kedua tangannya memegang erat besi agar tubuhnya terangkat. Di belakangnya, sesekali Kevin membantu rekannya itu dengan mendorong kedua kaki Kenzo agar bisa melakukan pull-up lebih tinggi.
Kini mereka tengah berada di halaman depan paviliun. Menikmati udara sejuk pagi hari sambil berolahraga sedikit. Terdapat sebuah besi bekas ayunan di tempat itu yang kini digunakan Kenzo untuk berolahraga. Tak jauh dari tiang tersebut, terdapat sebuah meja dan kursi batu yang ditempati Aleta sambil bekerja. Entah pekerjaan apa yang dikerjakan sahabatnya itu, yang pasti sedari tadi Aleta sibuk dengan laptopnya.
"Lebih tinggi lagi, Ken." Seru Naura lagi, sangat bersemangat.
"Baru sepuluh kali, kau harus mengalahkan rekorku." timpal Kevin. Dia memang sudah melakukan pull up terlebih dulu dan dia berhasil melakukannya sebanyak 30 kali.
"Aku rasa aku tidak akan mampu mengalahkanmu." suara Kenzo tersenggal sambil terus mengangkat tubuhnya lebih cepat. Berulang kali dia menghembuskan napasnya keras seiring pergerakan tubuhnya.
"Aku tidak sanggup lagi." Kenzo akhirnya menurunkan tubuhnya dan membungkuk untuk mengatur napasnya. Sebelah tangannya memegang dadanya yang berdebar keras. "Kondisiku tidak cukup baik hari ini." katanya lagi, kemudian berjalan menuju Aleta dan duduk dihadapan wanita itu.
"Yah, kau payah sekali. Baru juga sepuluh kali." cibir Naura sambil menegakkan tubuhnya. Kemudian wanita itu berjalan mendekati tiang dan melompat untuk menggapai besi diatasnya. Tubuhnya sekatika terangkat saat kedua tangannya menggenggam erat besi diatasnya.
"Lebih baik kau tidak melakukan hal itu, Nau." ucap Kevin, wajahnya terlihat tidak yakin dengan apa yang dilakukan Naura.
"Aku bisa melakukan hal ini, kau lupa?" Naura melirik Kevin sinis dan tersenyum miring sebelum menarik tubuhnya keatas perlahan.
Awalnya terasa sangat berat saat kedua tangannya mencoba menarik tubuhnya dengan hanya menumpukan kedua tangannya disebuah besi. Tapi lama kelamaan, kedua tangannya sudah mulai terbiasa dan dia mampu mengangkat tubuhnya dengan sangat mudah hingga berulang kali. Jangan tanya darimana dia mampu melakukan olahraga yang rata-rata dilakukan oleh para pria itu, karena dia bisa melakukan olahraga itu sendiri hanya dengan memperhatikan Ben, Kevin, dan Kenzo saat melakukannya.
"Sembilan be-las, du-a puluh..." Naura menghitung perlahan dengan napas yang sedikit tersenggal.
"Cukup, Nau. Kau harus turun." Seru Kevin saat Naura terus melakukan pull up hingga hitungan kedua puluh.
"Aku masih kuat." balas Naura tersenggal, namun kedua tangannya masih berusaha mengangkat tubuhnya. "Du-a puluh li-ma, du-a puluh en-......"
"Naura!"
Seketika Naura menghentikan gerakannya dan menatap lurus kedepan, tepatnya ke pintu masuk paviliun yang tak jauh darinya, dimana Celo, Juna, Keenan, Leo dan Ragata menatapnya membelalak. Lebih kearah terkejut dan entahlah. Naura selalu sulit mendeskripsikan ekspresi seseorang selain terkejut, sedih, dan bahagia. Naura tersenyum lebar hingga menunjukan jajaran giginya yang rapi, lalu melepaskan genggaman tangannya pada besi dan menjatuhkan tubuhnya diatas tanah dengan sangat mulus.
"Wow." Ragata yang pertama sadar akan keterkejutannya dan beralih menatap Naura kagum. "Istrimu sangat luar biasa kak." katanya pada Celo.
"Ini pertama kalinya aku melihat wanita bisa melakukan olahraga itu dengan sangat sempurna." timpal Leo yang kini beralih menatap Celo yang masih terpaku menatap istrinya. "Bahkan gerakannya lebih baik dariku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To You - #2 [COMPLETED]
Romance--Seri kedua dari 'The Way of Love: Destiny'-- Naura tidak pernah tahu takdir seperti apa yang telah Sang Maha Kuasa siapkan untuknya. Satu hal yang pasti, dia harus menggantikan kakaknya yang pergi tanpa alasan apapun untuk menikah dengan calon kak...