DUA PULUH DELAPAN

9K 393 3
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story.. :)

____________________________________________

"Sudah semua?" Celo melirik Naura dari tempatnya. Tangannya sibuk memasukkan pakaiannya kedalam ransel.

Naura mengangguk, "Sudah. Biar aku saja." katanya, lalu mengambil alih pekerjaan Celo.

Celo berjalan menuju lemari dan mengambil sepasang jaket yang dimintanya pada Herwit kemarin. "Pakai ini nanti." dia meletakkan jaket hitam itu dihadapan Naura.

"Jadi ceritanya kita akan pakai jaket couple nanti?" tanyanya geli, dan Celo terkekeh.

"Kau keberatan?"

Naura menggeleng dan memeluk Celo, menyusupkan wajahnya di dada bidang suaminya. "Tidak sama sekali, lagipula ini warna kesukaanku."

"Aku sengaja memilih jaket dengan warna kesukaanmu." Ujung jari Celo mengusap pipi Naura lembut. Sejenak dia terdiam menikmati pelukan hangat Naura di tubuhnya dengan tersenyum lebar. "Aku senang kau jadi lebih berani seperti ini."

"Kenapa?" Naura melonggarkan pelukannya dan mendongak, menatap Celo yang tersenyum penuh arti padanya.

"Rasanya sangat menyenangkan saja."

Naura kembali memeluk Celo dan tertawa. "Aku juga merasakan hal yang sama." dia semakin mengeratkan pelukannya. Suara ketukan di pintu terdengar menginterupsi, membuat Naura melepaskan pelukannya, membiarkan Celo melangkah membukakan pintu.

Rayyan berdiri tepat di depan pintu dengan senyum khasnya. Mata birunya menatap Celo jahil. "Maaf mengganggu kegiatan kalian. Aku hanya ingin berpamitan."

"Kalian akan pulang sekarang?"

Rayyan mengangguk, "Kami harus bergegas sebelum kemalaman di jalan."

"Biar aku antar." Celo menatap kearah Naura. "Kita kedepan dulu, Nau. Rayyan dan yang lainnya akan pulang sekarang."

Naura mengangguk, mulai melangkah mengikuti Celo dan Rayyan yang sudah berjalan terlebih dulu. Di ruang tamu semuanya berkumpul, bersiap kembali ke rumah mereka masing-masing. Aleta berjalan mendekati Naura, memeluk sahabatnya itu dengan erat.

"Aku pulang duluan ya, Nau. Kau harus jaga kesehatan selama mendampingi kak Celo." Naura tertawa kecil mendengar nasihat Aleta. "Dan jangan lupa kau harus menjaga image di depan suamimu, jangan terlalu bersikap seperti biasanya."

"Kau seperti mama-ku saja." Naura melepaskan pelukannya.

"Aku memang mama-mu, nak." balas Aleta dengan gaya melankolis.

"Hati-hati dijalan, oke? Jangan mengebut apalagi menyalip truk besar lagi." ujar Naura memperingati yang hanya ditanggapi tawa renyah Aleta.

Naura mengalihkan pandangannya kearah Anan yang berjalan menghampiri mereka. "Kak Anan, terimakasih sudah membantuku beberapa hari ini." katanya saat Anan berhenti di dekat mereka. "Maaf juga karena merepotkan kakak terus."

Anan tersenyum lembut, "Tidak merepotkan sama sekali, Naura. Aku justru senang bisa membantu."

Naura tersenyum, "Ah, aku senang sekali bisa mengenal kak Anan." balasnya, lalu memeluk Anan.

"Sama-sama, Naura." Anan tertawa kecil sambil membalas pelukan Naura.

"Sayang, ayo."

Anan melepaskan pelukannya dan menatap suaminya. "Ayo." balasnya, lalu kembali menatap kearah Naura. "Kami pulang dulu, jaga kesehatanmu."

Come To You - #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang