Don't forget for vote and comment..
Enjot the story.. :)
___________________________
Kevin berhasil menemukan wanita yang kini tengah duduk di ujung gazebo seraya memperhatikan riak air danau di hadapannya. Kevin menjatuhkan tubuhnya di sisi lain gazebo itu, memilih bersandar pada tiang gazebo sambil memperhatikan sang nona yang tengah terdiam entah memikirkan hal apa. Cukup lama dia mencari keberadaan nonanya itu yang tiba-tiba menghilang setelah makan malam, dan ternyata tengah duduk sendirian di tempat ini. Apakah wanita itu tidak merasakan takut sedikit pun berdiam diri sendirian di pinggir danau malam-malam begini?
"Aku harap kau bisa berhenti membuatku khawatir, nona." katanya.
"Aku tidak berniat membuatmu khawatir sedikit pun, kau saja yang terlalu berlebihan." Balas Naura santai, menyadari kehadiran Kevin di dekatnya. Tanpa melirik sedikit pun juga dia bisa tahu jika Kevin yang datang dari minyak wangi yang dikenakannya. Demi apapun, bahkan dari jarak puluhan meter pun dia dapat mencium baunya saking banyaknya minyak wangi yang pria itu semprotkan ke tubuhnya.
Kevin berdecak, "Tetap saja aku khawatir. Kau menghilang setelah makan malam tanpa memberitahuku." gerutunya, kemudian dia menghela napasnya saat Naura hanya diam tak menanggapinya. "Kau sedang memikirkan sesuatu?"
Naura menggelengkan kepalanya, tapi kemudian mengangguk. Begitu terus beberapa kali hingga Kevin mendengus kesal. "Jadi kau sedang memikirkan apa?" kesalnya.
"Tidak ada." Naura membalas singkat dan terdiam. Matanya menatap lurus kearah danau yang gelap.
"Baiklah." Kevin pun akhirnya ikut terdiam, membiarkan nonanya bergelut dengan pikirannya sendiri. Dia tahu ada sesuatu yang tengah di pikirkan oleh wanita itu, tapi mungkin lebih baik dia membiarkannya karena Naura pasti akan bercerita padanya jika terjadi sesuatu.
Mereka terdiam, sama-sama memperhatikan danau di hadapannya mereka. Keheningan yang tercipta disana setidaknya membuat mereka merasa nyaman dan tenang. Apalagi hembusan angin yang bertiup perlahan, membuat tubuh mereka semakin rileks. Dingin memang, tapi mereka sangat menikmati hal tersebut.
"Kev." Kevin mengalihkan tatapannya kearah Naura yang masih menatap lurus kearah danau.
"Apa?"
Naura terlihat berdiam beberapa saat sebelum membuka mulutnya. "Apa yang harus aku lakukan jika kak Maura kembali?" tanyanya pelan dan perlahan mengalihkan tatapannya kearah Kevin.
Kevin terdiam menatap mata sendu itu. Dia sangat jarang melihat sorot mata Naura yang seperti itu, biasanya sorot mata nonanya selalu dipenuhi keceriaan dan binar kebahagiaan walaupun banyak masalah yang dihadapinya. Dan dia yakin sekarang, jika Naura tengah terlibat langsung dengan perasaannya sendiri. Wanita itu jatuh pada suaminya sendiri dan tak menyadarinya.
"Kau hanya perlu bilang padanya bahwa kau sekarang istri tuan Celo, Naura." balasnya sekenanya.
Naura mengangguk, kemudian mengalihkan tatapannya dan menunduk. Terdiam cukup lama sebelum kembali membuka suara.
"Tapi bagaimana jika kak Celo ternyata memilih kembali dengan kak Maura? A-apa aku akan menjadi janda?"
"Jangan berpikir terlalu jauh, Naura. Hal itu belum tentu terjadi." Kevin terdengar menghela napasnya. "Jadi datitadi kau memikirkan ucapan Aleta?" lanjutnya, menyinggung pertanyaan tak sengaja Aleta sehabis magrib tadi.
Naura memejamkan matanya sesaat menahan air matanya. Perasaan sakit itu kembali muncul setiap kali dia memikirkan hal itu. "Aku juga tidak mengerti kenapa pertanyaan itu berputar-putar di kepalaku? Tapi mungkin karena selama ini juga aku selalu memikirkan pertanyaan itu. Bagaimana seandainya jika kak Maura kembali? Apa yang akan kak Maura lakukan padaku jika tahu aku menikah dengan calon suaminya? Apa dia akan marah kepadaku atau semakin membenciku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To You - #2 [COMPLETED]
Romance--Seri kedua dari 'The Way of Love: Destiny'-- Naura tidak pernah tahu takdir seperti apa yang telah Sang Maha Kuasa siapkan untuknya. Satu hal yang pasti, dia harus menggantikan kakaknya yang pergi tanpa alasan apapun untuk menikah dengan calon kak...