ENAM PULUH TUJUH

6.9K 357 15
                                    

Don't forget for vote and comment..

Enjoy the story :)

_____________________________________

Amarah yang begitu besar menyelubunginya hingga ke seluruh tubuhnya, membuat Kevin mengepalkan kedua tangannya begitu kuat. Dimatanya yang biasa terlihat ceria, kini berganti menjadi tatapan tajam yang menusuk. Auranya kini menggelap bersama seluruh kemarahan dan rasa kecewa yang menyatu menjadi satu di dalam dirinya. Seluruh kepercayaan yang dimilikinya terasa sirna seketika dengan semua bukti ini. Rasa sakit dan kemarahan yang dipendamnya bertahun-tahun lamanya, terbuka secara langsung tanpa bisa dikendalikan lagi.

Dengan langkahnya yang lebar, Kevin berjalan memasuki area rumah menghiraukan panggilan Herwit dan Kenzo dibelakangnya. Dia harus memastikan semuanya secara jelas dengan bertanya langsung pada Celo. Meskipun dirinya dipenuhi amarah saat ini, namun jauh dalam lubuk hatinya dia masih mengharapkan jika semua ini hanyalah kesalahan semata. Berharap Celo bukanlah pelaku kejadian enam tahun silam, penyebab semua kejadian yang menimpa Naura hingga saat ini.

Kevin berjalan memasuki area dapur saat telinganya mendengar suara keramaian dari tempat tersebut. Dia melihat Celo tengah duduk diatas meja makan bersama Bagas dan Axcel saat dirinya memasuki dapur. Tanpa mengatakan apapun dia berjalan mendekat, melemparkan kumpulan kertas yang dibawanya tepat dihadapan Celo. Semua orang, termasuk Beve dan Ben yang sibuk di dapur terdiam seketika. Para pelayan pun ikut terdiam menatap kearahnya penuh penghakiman.

"Apa yang kau lakukan Kevin?" tanya Bagas, menatap Kevin tajam. Tak seharusnya Kevin melakukan hal tidak sopan seperti itu apalagi pada tuannya sendiri.

Kevin tak menghiraukan ucapan Bagas, matanya menatap Celo tajam dan dingin. "Katakan yang sebenarnya."

Celo menatap Kevin bingung, kemudian meraih kumpulan kertas dihadapannya dengan seksama. Satu persatu kata berubah menjadi kalimat, dan kemudian kembali berubah menjadi paragraf yang perlahan memasuki otak Celo. Wajah Celo yang awalnya terlihat kebingungan, kini berubah pucat. Tangannya bergetar dengan keringat dingin yang mulai mengucur dari sela tubuhnya.

"Tolong katakan yang sebenarnya." Kevin kembali berujar, nada suaranya berubah parau. Dia masih berharap semua ini hanyalah salah paham semata. Celo tidak mungkin melakukan hal sekeji itu. Tidak, dia begitu mempercayai Celo selama ini.

Celo mendongak menatap Kevin penuh rasa bersalah. Tidak, jangan katakan semua ini benar. Teriak Kevin dalam hatinya. Namun Celo terus menatapnya dengan pandangan penuh rasa bersalah dan penyesalan yang begitu besar, membuat amarah Kevin yang mulai mereda dengan harapan kini kembali menguar ke permukaan.

"Sebenarnya ada apa ini?"Axcel membuka suaranya, kemudian meraih kertas ditangan Celo. "Kertas apa ini?"

Herwit dan Kenzo tak lama muncul dengan wajah panik. Mereka takut jika Kevin melakukan sesuatu yang sembrono karena hal yang belum pasti. Semua bukti yang didapat Herwit memang mengarah pada Celo, tapi itu semua masih ada kemungkinan jika hanya sebuah salah paham dan kebetulan semata. Mereka tidak ingin keadaan semakin kacau dan malah mempengaruhi Naura lebih buruk lagi.

"Tolong katakan yang sebenarnya!" Kevin menggebrak meja dengan sangat keras. Seluruh orang yang berada disana terkesiap dengan apa yang dilakukan Kevin. Ben mendekat, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi.

Celo kembali menatap Kevin. Rasa bersalah didalam dirinya menguar seketika. Matanya menatap ke sekeliling lalu berhenti kearah Herwit dan Kenzo yang menatapnya seolah berkata jika semuanya tidak benar. Lalu dia kembali mengarahkan pandangannya pada Kevin.

"Aku minta maaf." Sebuah kalimat singkat yang menghancur seluruh kendali diri Kevin, dan menghancurkan harapan Herwit serta Kenzo yang langsung terdiam.

Come To You - #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang