Varun, Shraddha dan yang lainnya keluar dari restaurant sambil tertawa mendengar candaan yang di lontarkan oleh Chintu. Pria itu tidak henti-hentinya membuat beberapa lelucon. Mereka berenam memilih untuk berjalan kaki karena keinginan Shraddha sendiri. Wanita itu sangat ingin berjalan malam seperti ini, sambil bercerita maupun bersenda gurau. Akhirnya, mau tidak mau Varun menyuruh seseorang untuk membawa pulang mobil miliknya.
Shraddha menautkan jari jemarinya di tangan besar Varun. Varun menoleh kearah Shraddha, ia tersenyum sekilas menatap wajah wanita itu yang sedang tertawa mendengar lelucon yang Chintu lontarkan. Varun sangat menikmati momen berjalan sambil bergandengan tangan seperti ini. Apalagi ia melihat Shraddha tertawa dengan lepas seperti itu. Ah sebuah kesenangan tersendiri bagi Varun melihat tawa lepas wanita itu.
"Akhirnya aku bisa melihatmu tertawa lepas seperti ini."
Tunggu dulu. Itu bukan Varun yang berucap. Ada seorang pria yang berdiri di hadapan mereka secara tiba-tiba.
Itu Leo, pria itu terlihat sangat tampan dengan baju casual yang ia kenakan. Semua orang menampilkan tampang kebingungan, ketika melihat Leo yang tiba-tiba datang. Siapa pria ini? Pertanyaan itu terus-menerus berada di kepala Varun dan lainnya, dan tentu saja tidak dengan Shraddha. Sementara Shraddha langsung melototkan matanya melihat kehadiran Leo. Kaget tentu saja, mengapa ia harus terus-terusan bertemu dengan pria itu. Bagaimana bisa sang waktu terus-terusan mempertemukan dengan Leo, pria yang sudah membantunya kemarin malam.
"Maaf, apa kamu mengenal salah satu dari kami?" tanya Varun.
"Tentu saja. Aku adalah temannya Shraddha." jawab Leo.
"Shraddha, apa dia temanmu?" Varun kembali bertanya kepada Shraddha. Shraddha megganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Senyuman Leo mengembang ketika melihat Shraddha mengangguk kan kepalanya, yang artinya wanita itu sudah mengakuinya sebagai temannya.
"Maaf sebelumnya, aku tidak tahu kalau kamu adalah temannya Shraddha."
"Tidak apa, aku juga baru-baru berteman dengannya. Aku menolongnya ketika berada di bar. Shraddha tidak sadarkan diri, dan aku membawanya kerumahku. Itu awal pertemuan kami." jelas Leo, menceritakan sedikit tentang awal pertemuannya dengan Shraddha. Sementara Shraddha di dalam hatinya ia menyumpahi Leo dengan berbagai macam kata. Bagaimana bisa pria itu menceritakan awal pertemuannya kepada Varun. Sekarang Shraddha merasa hawa disekitarnya menjadi mencekam. Ia menolehkan kepalanya kesamping. Dan benar saja, Varun sedang menatapnya dengan tatapan datar namun seperti meminta penjelasan dari perkataan yang baru saja Leo ucapkan. Varun terlihat sangat menakutkan bila memasang ekspresi seperti ini. Bahkan sekarang genggaman tangan pria itu sudah terlepas dari tangannya.
"Mengapa kamu muncul dimana-mana Leo! Aku sudah bosan bertemu denganmu!" Ucap Shraddha yang sekarang memasang wajah galaknya. Saat ini ia sangat was-was apabila Varun akan marah dengannya nanti. Jika nanti Varun sampai marah atau mendiaminya, Shraddha bersumpah tidak akan membiarkan Leo lolos pergi begitu saja. Lihat saja!
"Mungkin kita berjodoh."seru Leo dengan girang. Shraddha langsung melototkan matanya mendengar perkataan Leo. Berani-beraninya pria itu berucap seperti itu.
"Shut up Leo!!!" sepertinya mengiyakan bahwa Leo adalah temannya adalah kesalahan terbesar Shraddha saat ini. Pria itu terus menerus membuat emosinya semakin naik.
"Aku sudah lama ingin mengatakan ini. Kamu terlihat lebih-lebih cantik ketika sedang marah seperti ini." Leo mencubit gemas pipi Shraddha. Shraddha melototkan matanya. Lalu seperti biasa, tangan Shraddha langsung melayang memberikan sebuah bogeman di pipi Leo sebagai balasan atas apa yang baru saja pria itu lakukan. Leo langsung memegangi tulang pipinya yang terasa ngilu akibat pukulan Shraddha. Leo harus akui, tenaga wanita itu tidak bisa disepelekan. Bahkan saat ini pipinya langsung membiru akibat tonjokan yang baru saja Shraddha layangkan kepadanya. Sementara Chintu, Rakesh, Vijay, dan juga Raghav. Menahan tawanya melihat Leo yang baru saja mendapat tonjok secara percuma-cuma dari Shraddha. Sepertinya pria ini belum mengenal Shraddha dengan sangat baik. Disaat yang lainnya menahan tawanya, tidak dengan Varun. Pria itu masih memasang wajah datarnya. Ada banyak yang sudah terjadi. Dan ia perlu menanyakan hal tersebut langsung kepada Shraddha nantinya.