"Shraddha!!! Kenapa kamu akan pergi? Kamu akan pergi meninggalkan temanmu?!" teriak seorang anak laki-laki sambil melihat seorang gadis kecil yang hendak dibawa pergi oleh seorang pria yang tak lain adalah Papa gadis tersebut."Bukankah kamu berjanji, bahwa kita akan selalubermain bersama dan menghabiskan waktu selamanya!" teriaknya lagi.
Gadis kecil yang dipannggil dengan rambut dikepang, itu hanya menangis ketika ia dibopong oleh Papanya.
"Shraddha!!!" teriak bocah laki-laki tersebut.
-
-
-
-
-
Shraddha terbangun dari tidurnya. Lagi-lagi ia memimpikan hal yang sama. Memimpikan seorang anak laki-laki meneriaki namanya. Shraddha menghapus air matanya, bahkan di tidak sadar ia menangis dalam tidurnya. Langsung saja ia meminum air putih yang berada di atas nakas."Siapa anak laki-laki itu. Mengapa aku tidak mengingatnya sama sekali? Dan mengapa dia selalu masuk kedalam mimpiku?" batin Shraddha. Ia membuka ponselnya, ternyata jam menunjukkan pukul tiga pagi.
Shraddha mendapatkan notif dari nomer yang tidak ia kenal.
"Jangan lupa, hari ini kita akan berangkat ke India." begitulah isi pesan yang nomer asing tersebut kirimkan.
"Ini pasti Varun, siapa lagi jika bukan dirinya." Shraddha bermonolog, lalu ia mengetik balasan untuk Varun.
"Aku tidak lupa."
Lalu tak lama, Varun membalasnya lagi.
"Kamu belum tidur?
"Memangnya kenapa?"
"Tidak ada juga."
"Terus kamu sendiri mengapa belum tidur?"
"Hanya saja mataku belum bisa terlelap.
"Baiklah, aku akan melanjutkan tidurku. Kita akan bertemu di tempat kamu biasa menemuiku."
"Baiklah."
***
Shraddha sudah siap dengan pakaian yang akan ia kenakan. Hanya kaos crop top dilapisi jaket, dengan bawahan celana berwarna coklat kopi."Mau kemana Dek?" tanya Alvin tiba-tiba masuk dan melihat Adiknya sudah rapi, padahal masih pagi.
"Shraddha akan pergi ke India Kak."
Alvin mendekat kearah Shraddha, lalu ia menarik lengan wanita itu. Lantas Shraddha berbalik badan, menghadap kearah saudaranya.
"Apa gara-gara Papa kamu akan pergi?! Tidak! Kamu tidak akan kemana-mana! Kamu akan tetap disini bersama Kakak! Biar Kakak yang akan akan bicara dengan Papa! Kamu tetap disini!" baru satu langkah Alvin melangkah, Shraddha mencekal pergelangan tangannya.