"Ma, dimana Shraddha?" tanya Varun yang mencari keberadaan wanita itu. Sedari tadi ia tidak melihat batang hidung kekasihnya itu. Ia sudah mencarinya kemana-mana namun tidak menemukan keberadaan Shraddha.
"Dia belum pulang?" Soumya kembali bertanya.
"Pulang? Memangnya dia pergi kemana?" tanya Varun bingung. Varun pikir Shraddha sedang bersama Mamanya. Tapi ternyata tidak.
"Tadi Mama menyuruhnya untuk membeli beberapa minuman. Kupikir dia sudah kembali, lalu kemana perginya Shraddha sehingga belum kembali sampai saat ini. Padahal jarak supermarket tidak terlalu jauh dari sini."
"Tunggu dulu, biarkan Varun menelponnya." Varun mengeluarkan ponsel miliknya. Ia mulai mengotak-atik sebentar untuk mencari nomer Shraddha.
Tepat saat ia menekan nomer Shraddha, suara nada dering ponsel wanita itu terdengar sangat jelas di sampingnya. Varun mengecek kearah sofa yang berada di sampingnya, dan menemukan ponsel wanita itu tergeletak di sana.
"Dia tidak membawa ponselnya." ucap Varun.
"Tadi Mama menyuruhnya pergi menggunakan mobilmu. Kamu ingat kan, semua mobil milik keluarga Prameswari di lengkapi dengan GPS? Coba kamu melacak keberadaannya."
"Ah iya, bagaimana bisa Varun melupakan hal itu. Aku akan mencari Shraddha terlebih dahulu."
"Hati-hati Nak."
***
"Mari kita lihat, sepintar apa dirimu." ucap Leo sambil menyeringai.
Wait a minute, apa maksud Leo mengatakan hal ini? Shraddha menolehkan pandangannya ke sekitar ia melihat pintu kamar ini yang tertutup rapat. Jika dilihat-lihat kamar ini sangat misterius dari pada kamar yang kemarin ia tempati. Shraddha merasakan ranjang tempatnya terduduk bergerak. Ia menolehkan wajahnya kesamping, dan melihat Leo yang semakin mendekatkan tubuhnya kearahnya.
Shraddha meneguk ludahnya dengan kasar. Entah mengapa ia merasa auranya Leo sangat berbeda saat ini. Ia merasa Leo yang saat ini bersamanya, bukanlah Leo yang pertama kali ia temui.
Shraddha memundurkan tubuhnya, sehingga tubuhnya menabrak kepala ranjang.
"Ada apa Shraddha? Kamu terlihat sedikit cemas." ucap Leo sambil menatap kearah Shraddha. Tangan Leo mengusap pelan rambut panjang Shraddha. Namun wanita itu lantas menepis tangan Leo dari rambutnya.
"Menjauhlah, ini seperti bukan Leo yang kukenal!" balas Shraddha.
"Leo yang seperti apa yang kamu kenal cantik?" Leo menyeringai, lalu lanjut berkata. "Inilah Leo yang sesungguhnya. Inilah Leo, yang tanpa menggunakan topeng."
"Dengar Leo, menjauhlah dariku."
"Menjauh untuk apa? Dan apa ini? Ada apa dengan dirimu? Lihatlah kamu begitu ketakutan. Kemana perginya Shraddha si wanita kasar yang aku temui dulu. Wanita yang galak, bermulut kasar, yang terlihat tidak bisa tersentuh itu? Ini juga seperti bukan Shraddha yang kukenal bukan? Atau, ini adalah dirimu yang sesungguhnya?" tangan Leo bergerak untuk mengelus bibir bawah Shraddha.
"JAUHKAN TANGANMU DARI MULUTKU BRENGSEK!" maki Shraddha lalu menepis dengan kasar tangan Leo.
"Oh ayolah, Shraddha." Leo menarik tangan Shraddha, dan mendorong paksa tubuh wanita itu sehingga sekarang Shraddha sudah tidur terlentang di hadapannya. Tangan Leo, dengan gerakan cepat langsung mengunci pergerakan tangan Shraddha sehingga wanita itu tidak lagi bisa bergerak bebas. Shraddha terus memberontak, agar ia terlepas dari Leo.
"Diamlah Shraddha, itu hanya akan membuang energimu." Leo mengurung tubuh Shraddha dengan tubuhnya. Kedua pergelangan tangan Shraddha dikunci oleh Leo. Shraddha tidak bisa melakukan apapun selain diam mewanti-wanti apa yang akan Leo lakukan selanjutnya.