"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Varun mendekat, mendudukkan tubuhnya di samping Shraddha. Raut wajah menyesal terlihat di wajah pria itu. Sungguh Varun sangat menyesal. Ia benar-benar tidak bisa mengontrol emosinya tadi.
"Aku baik-baik saja. Awh..."
"Biarkan aku melihat lukamu."
"Itu tidak perlu, aku baik-baik saja."
"Jangan keras kepala Shraddha. Buka bajumu, aku ingin melihat lukamu."
"Are you crazy?!"
"Jangan berpikiran yang tidak-tidak. Aku hanya ingin melihat lukamu. Kamu bisa menutupi tubuhmu menggunakan selimut."
"Tapi masalahnya aku baik-baik saja, awh..."
"See? Bahkan kamu masih meringis kesakitan."
"Balik badan." perintah Shraddha yang langsung di laksanakan oleh Varun.
Baiklah, kali ini Shraddha menurut. Ia membuka bajunya, dan menutupi tubuhnya dengan sebuah selimut. Ia membiarkan punggungnya full naked, agar Varun bisa melihat lukanya.
"Kamu bisa membalikkan tubuhmu." Varun membalikkan tubuhnya, kala mendengar perintah wanita itu. Ia melihat Shraddha memunggunginya.
"Sorry, may i?" tanya Varun sambil memegang pengait bra yang Shraddha gunakan. Shraddha menolelehkan sedikit pandangannya kebelakang, lalu mengangguk memberikan Varun izin untuk membuka kaitan bra yang Shraddha gunakan.
Lalu setelah terbuka, Shraddha menaruh bra yang ia gunakan tadi Varun buka di sampingnya. Tangan Varun tergerak untuk menyampingkan posisi rambut Shraddha, agar ia bisa melihat dengan jelas luka yang berada di punggung wanita itu.
"Oh My God." Varun kaget, karena ada luka memar yang lumayan besar. Sepertinya Shraddha mengalami luka dalam, terlihat dari lukamu yang sudah membiru.
"Ada apa?"
"Ada memar yang lumayan besar, Shraddha maafkan aku. Aku benar-benar tidak sengaja." aku Varun menyesal.
"Pantas, rasanya sangat sakit."
"Tunggu disini, aku akan mengambil es untuk mengompresnya." lalu Varun bangkit dan berjalan kearah dapur untuk mengambil beberapa potong es batu untuk mengompres memar yang ada di tubuh Shraddha.
-
-
-
-
-"Biarkan aku mengompresimu." lalu tangan Varun mengambil sepotong es, dan mulai mengompresi luka lebam yang ada di tubuh wanita itu. Tangan Shraddha refleks mencengkram tangan Varun yang berada di sampingnya kala es batu tersebut mulai bersentuhan dengan tubuhnya.
"Ssshhhh." desis Shraddha menahan sakit ditambah rasa dingin yang tergabung menjadi satu, kala Varun menekan pelan lukanya dengan es batu yang pria itu gunakan untuk mengompres lukanya.