"Varunnn!!!" panggil Anna ketika ia melihat sepupunya itu baru saja menginjakkan kakinya di halaman rumah miliknya.
Varun, sang pemilik nama lantas menolehkan pandangannya kearah sumber suara. Disana ia melihat Anna tersenyum, dan wanita itu terlihat cantik dengan lehenga yang ia kenakan. Ia melihat wanita itu berlari kearahnya, hendak menghampirinya.
"Akhirnya kamu datang juga, kupikir kamu tidak akan kemari." ucap Anna ketika ia sudah berada dihadapan pria itu.
"First let me hug you." Varun tersenyum lalu langsung memeluk tubuh Anna yang saat ini berada dihadapannya.
"Dimana Bibi Soumya dan Paman Satya?" tanyanya seraya melerai pelukannya. Ia tidak melihat kehadiran Bibi dan pamannya itu. Ia hanya melihat Varun datang seorang diri, dengan tas ransel yang ia bawa.
"Mereka akan datang besok." jawab Varun.
"Varun kamu tambah tampan saja Nak." seru Vebha, Mamanya Anna yang turut menyambut kedatangannya.
"Setelah Anna menikah, tak lama lagi kita akan mendengar akan diadakan nya pernikahan Varun. Percayalah." sahut Patel, Papanya Anna yang juga hadir menyambut kedatangan Varun.
"Salam Bibi, salam Paman." Varun tersenyum seraya menelungkupkan kedua tangannya. Lalu menyentuh kaki Vebha dan juga Patel secara bergiliran. "Aku akan mengenalkan kalian dengan calon istriku secepat mungkin." lanjutnya.
"Arrey wahh... Lihat Vebha bahkan dia sudah memiliki calon menantu untuk kita."
"Aku akan menunggu hari itu. Bibi akan mengambilkan minum untukmu."
"Bibi Varun bisa melakukannya sendiri. Tidak perlu melayaniku seperti itu."
"Tapi kamu adalah tamu disini Nak."
"Apa Bibi tidak menganggapku sebagai putra Bibi?"
"Tentu saja Nak, kamu sudah kuanggap sebagai putraku sendiri."
"Sekarang apakah tidak terbalik? Seharusnya seorang putra yang melayani ibunya, bukan seorang ibu yang melayani putranya. Benar begitu?"
"Tapi Nak-"
"Vebha sudahlah, kita tidak akan pernah menang berdebat dengannya." seru Patel.
"Paman aku mencintaimu. Bibi dengarkan apa yang Paman katakan."
"Dia tidak akan mau mengalah begitu saja Bu." Sahut Anna.
"Bibi istirahat saja sejenak. Aku bisa mengambil minum untuk diriku sendiri. Tenagaku masih banyak untuk berjalan mengambil air seorang diri."
"Kamu masih tetap sama. Baiklah kalau begitu ayo kita masuk."
"Bibi yang terbaik."
"Varun." panggil Anna ketika mereka sedang berjalan beriringan masuk menuju rumah wanita itu.