Shraddha sampai di depan pintu utama mansionnya yang terbuka lebar. Wanita itu tersenyum manis, dan tanpa menunggu lama ia langsung berlari masuk kedalam sambil berteriak memanggil seluruh anggota keluarganya. Raut wajah bahagia terpancar jelas di wajah wanita itu.
"Mama... Papa.... Kak Alvin.." teriak Shraddha begitu semangatnya. Tak lama muncul Anindhita, Reyhan, dan juga Alvin secara bersamaan dari arah ruang keluarga. Alvin langsung berlari dan memeluk tubuh Shraddha dengan erat. Pria itu benar-benar merindukan adik kesayangannya ini.
"Kakak lepas, aku tidak bisa bernafas." ucap Shraddha mencoba keluar dari dekapan pria besar yang sedang memeluknya dengan erat ini.
"Aku merindukanmu! Sudah berapa minggu aku tidak memelukmu! Aku merindukannya!" balas Alvin lalu mengecup pipi Shraddha berkali-kali.
"Mama tolong aku!!!" jerit Shraddha
"Alvin apa kamu sendiri yang akan memeluk Shraddha?! Kami juga sangat ingin memeluknya!" sewot Anindhita. Wanita itu mendekat kearah dimana Alvin sedang mendekap tubuh Shraddha. Tangan Anindhita lantas menarik paksa agar pria itu melepas dekapannya.
"Mama! Apa ini!" Alvin tidak terima ketika Anindhita melerai pelukannya dengan Shraddha.
"Mama juga ingin memeluk Shraddha!"
"Jika Mama ingin, tunggu sampai Alvin selesai!"
"Kamu sangat lama!"
"Hei kalian berdua. Untuk apa kalian bertengkar. Lihatlah, siapa yang aku peluk saat ini" ucap Reyhan sambil menampilkan wajah sombongnya yang sedang memeluk Shraddha. Shraddha melerai pelukannya, wanita itu langsung merangkul pundak Reyhan sembari menaik turunkan alisnya.
"Lihatlah! Itu semua salahmu Alvin! Shraddha terlebih dahulu memeluk Papamu dibandingkan Mama!"
"Mamaku sayang... Kemarilah, Shraddha juga sangat merindukan Mama." Shraddha melepas rangkulannya pada Reyhan. Wanita itu langsung berlari kearah Anindhita yang terlihat sedang cemberut.
"I miss you so so so muachhh!!!" Shraddha mendekap Anindhita dengan erat, wanita itu mengecup pipi Anindhita berkali-kali agar Mamanya berhenti cemberut. Shraddha sangat senang hari ini. Sudah lama ia merindukan moment seperti ini.
"Kenapa kamu pergi terlalu lama?! Anak nakal! Apa kamu senang, membuat Mamamu seperti ini?! Merindukanmu setiap hari?! Apa kamu senang huh?!" Anindhita menarik telinga Shraddha. Ya Anindhita perlu menghukum putri kesayangannya ini.
"Mama, Shraddha tidak bermaksud. Shraddha awalnya hendak langsung pulang selepas dari India. Tapi Varun malah mengajak Shraddha ke Indonesia. Kakeknya mengundang Shraddha untuk hadir di acara ultahnya Ma. Sumpah demi Mama Shraddha tidak berbohong." Shraddha menaruh tangannya di puncak kepala Anindhita. Anindhita melepas tangannya dari telinga Shraddha. Raut wajah Anindhita tampak terkejut mendengar penjelasan putrinya itu.
"K-kamu sudah bertemu dengan Pak Reza?!" Shraddha dengan polosnya mengangguk sambil mengusap telinganya yang memerah akibat Anindhita yang tadi menghukum dirinya. Lalu tak lama raut wajah terkejut Anindhita berubah menjadi senang. Senyuman manis nampak di wajah Anindhita. Shraddha sampai bingung, memangnya apa yang spesial dari itu semua.
"Mama, ada apa ini?" tanya Alvin. Shraddha harus berterima kasih kepada Alvin. Karena ternyata ia bukan satu-satunya disini yang tidak mengerti perubahan raut wajah Mamanya.
"Kalian akan tahu nanti. Sekarang Shraddha istirahatlah dulu Nak. Pasti kamu kelelahan." ucap Reyhan mencoba mengalihkan topik pembicaraan. Tanpa mengambil pusing, ia menuruti perkataan Reyhan. Ia juga merasa sangat lelah.
-
-
-
-
-
-Disinilah tempat Shraddha berada sekarang. Di dalam kamarnya yang didominasi oleh cat bewarna cream kalem. Jika boleh jujur, selain merindukan Mama, Papa, dan juga Reyhan. Shraddha juga sangat merindukan kasur king size miliknya ini. Tanpa membuka sneakers yang ia kenakan, wanita itu langsung melempar tubuhnya keatas ranjang. Nyaman... Eh bukan ini sangat-sangat nyaman. Apalagi tubuhnya yang terasa sangat lelah. Rebahan terlentang seperti ini, sangat-sangat nikmat tidak ada duanya. Shraddha meraba saku jeansnya, mencari keberadaannya ponselnya. Setelah menonaktifkan mode pesawat, wanita itu langsung menyambungkan koneksi internet. Begitu banyak notif dari aplikasi yang ada di ponselnya. Namun sebuah notif pesan dari Varun langsung menjadi yang pertama yang ia buka.
