Part 98

129 13 65
                                        

"SHRADDHA! APA YANG KAMU LAKUKAN?!" Suara melengking dari arah belakangnya, sedikit mengejutkan Shraddha yang sedang mengganti sarung bantal yang berada di atas ranjang.

"Kamu mengejutkan aku!" balas Shraddha seraya mengelus pelan dadanya. Dilihatnya Varun berdiri di depan pintu, sembari membawa sebuah mangkuk berisikan buah-buahan yang sudah di potong.

"Dokter sudah memperingatkan mu untuk tidak terlalu lelah bukan? Tapi lihat apa yang kamu lakukan?" Varun berjalan mendekat, kemudian merenggut paksa sarung bantal yang Shraddha pegang. "Ini untukmu." Varun menukar mangkuk berisikan buah yang di pegangnya, dengan sarung bantal yang sebelumnya istrinya itu pegang.

"Varun aku hanya mengganti sarung bantal, apa yang salah dengan itu?" 

"Biar aku saja. Kamu tidak boleh terlalu lelah. Ingat kata dokter."

"Varun hanya pekerjaan kecil. Aku tidak sedang melakukan pekerjaan berat."

"Tidak berarti tidak! Sudah, biar aku saja okey?" Varun mengambil sepotong apel yang berada di dalam mangkuk yang dibawanya tadi, kemudian memasukkan potongan apel itu kedalam mulut istrinya. "Aku membaca beberapa artikel, dikatakan bahwa apel baik untuk menguatkan janin. Jadi duduk tenang, dan makan beberapa buah yang sudah aku siapkan. Okey sayang?" Lanjutnya sembari tersenyum, lalu menyempatkan dirinya mengecup kening Shraddha sekilas sebelum dirinya yang mengambil alih pekerjaan yang tadi istrinya itu lakukan.

Shraddha tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Lihatlah Varun sedang mode overprotektif terhadap dirinya. Suaminya itu sepertinya benar-benar tidak akan membiarkan dirinya kelelahan sedikit pun.

"Selesai!" Seru Varun kemudian setelah mengganti beberapa sarung bantal miliknya dengan yang baru.

"Upah untukmu." Shraddha tersenyum kemudian menyodorkan sepotong apel kearah mulut Varun, dan langsung di terima dengan senang hati oleh pria itu.

"Lain kali jika butuh sesuatu langsung panggil aku. Jangan melakukan pekerjaan seperti ini lagi."

"Tapi itu hanya mengganti sarung bantal saja Varun. Bukan pekerjaan berat."

"Apapun sayang. Kamu tidak boleh merasa lelah sedikit pun. Jaga dirimu okey?"

"Iyaa.. aku mengerti.." Shraddha tersenyum kemudian menyenderkan kepalanya di pundak suaminya. Lihatlah betapa perhatiannya Varun pada dirinya saat ini.

"Oh ya besok aku akan mengambil cuti."

"Untuk apa?"

"Sayang, besok kita akan pergi berbelanja kebutuhan mu. Seperti susu, vitamin, dan lainnya."

"Itu tidak perlu, aku bisa pergi sendiri. Kamu bisa pergi bekerja."

"Tidak! Aku akan menemanimu. Disaat seperti ini, seorang istri harus ditemani oleh suaminya sayang."

"Tadi pagi aku menyuruhmu untuk cuti, kamu malah mengabaikan aku begitu saja." Shraddha memutar bola matanya malas. Moodnya seketika memburuk mengingat kejadian tadi pagi. Dimana Varun meninggalkannya pergi begitu saja.

Varun menggapai kedua tangan Shraddha. Digenggamnya dengan erat, kemudian di kecupnya berkali-kali. "Maaf sayang.. Aku tidak bermaksud. Tadi pagi aku benar-benar tidak bisa meninggalkan pekerjaan ku." Varun menyengir, ketika mengingat kejadian tadi pagi.

"Sudahlah. Aku mengantuk, aku ingin tidur."

"Mood wanita hamil gampang berubah, itu ternyata benar ya. Kamu berubah menjadi kesal secepat itu."

"Maksudmu?!" Shraddha menyipitkan matanya. Menatap Varun dengan tatapan mengintimidasi. Tidak terima dengan perkataan pria itu.

"Tidak sayang, bukan seperti itu. Aku sudah meminta maaf bukan? Aku akan menuruti semua permintaan mu. Aku berjanji."

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang