Part 97

132 16 39
                                    

Varun menyelipkan sebelah tangannya di bawah kepalanya. Posisi tubuhnya tiduran, dengan gaya menyamping. Netranya menatap lurus, kearah Shraddha yang masih terlelap di sampingnya. Wajahnya terlihat begitu polos dan damai ketika sedang terlelap seperti saat ini.

"Wake up sweetheart." ucapnya kemudian. Jari telunjuk dan jari tengahnya, tergerak naik membelai wajah Shraddha dengan gerakan perlahan.

Sebenarnya Varun tidak tega membangunkan wajah damai yang terlelap itu. Tapi apa daya, Shraddha sendiri yang memintanya agar membangunkannya sebelum dirinya berangkat bekerja.

"Eunghh.." lenguh Shraddha merasakan tidurnya mulai terganggu akibat gerakan jari Varun yang menari-nari di area wajahnya.

"Sudah pagi sayang."

"Jam berapa ini?" tanya Shraddha dengan suara serak khas bangun tidur. Matanya yang awalnya terpejam berubah menjadi terbuka. Dan dilihatnya Varun yang kini sedang tersenyum menatapnya.

"Jam 6 sayang. By the way, you looks so fucking sexy in this morning." goda Varun ketika melihat rambut Shraddha yang messy tergerai bebas.

"Masih sangat pagi, jangan menggoda ku." balas Shraddha kemudian menaikkan selimutnya yang menurun. Mencoba menutupi tubuhnya yang polos, dari pandangan mesum suaminya saat ini.

"Masih mengantuk? Atau masih merasa lelah?"

"Shut up!" ketus Shraddha kemudian merubah posisi tidurnya. Ia dekatkan tubuhnya dengan tubuh Varun, dan di sembunyikan wajahnya itu di caruk leher suaminya itu. Mencoba mencari kembali posisi ternyamannya.

Mendengar balasan ketus dari Shraddha tadi, Varun malah terkekeh pelan. Istrinya begitu menggemaskan.

"Ayo bangunlah, aku harus segera bekerja. Aku harus berangkat lebih awal lagi hari ini."

"Lagi?" Shraddha menjauhkan wajahnya, kemudian pandangannya naik menatap kearah wajah Varun.

"Hari ini terakhir. Pagi ini aku ada meeting yang sangat penting. Kemarin aku berangkat lebih awal untuk melakukan persiapannya."

"Aku masih ingin bersama mu." Shraddha kembali menyembunyikan wajahnya. Tidak ingin berjauhan dengan suaminya itu.

"Aku juga ingin sayang. Tapi aku tidak bisa mengambil cuti untuk hari ini. Aku ada rapat penting Shraddha."

"Tidak bisakah bawahanmu saja yang mengurus itu semua."

"Tentu saja tidak bisa. Rapat kali ini harus di pimpin olehku."

"Tunda menjadi hari esok?"

"I can't baby.."

"Varun tapi aku ingin bersama mu.."

"Selesai metting nanti aku akan langsung pulang. Aku janji. Bagaimana kamu setuju?"

"No!"

"Shraddha aku janji. Setelah selesai meeting nanti aku akan langsung pulang."

Shraddha menjauhkan tubuhnya. Tangannya mendorong dada Varun, agar menjauh darinya. Tanpa mengucapkan balasan apapun, ia merubah posisinya menjadi membelakangi tubuh suaminya itu.

Melihat respon yang Shraddha berikan, Varun hanya dapat menghembuskan nafas pasrah. Shraddha-nya kini sedang merajuk padanya.

"Aku akan segera bersiap-siap." ucapnya kemudian bangkit dari tidurnya. Ia memilih untuk melangkah kakinya, memasuki kamar mandi. Masalah Shraddha yang kini sedang merajuk, ia akan meminta maaf nanti. Sekarang, dirinya harus segera bersiap-siap untuk segera berangkat ke kantornya. Rapatnya akan di mulai tiga puluh menit lagi, dan dia tidak mempunyai waktu untuk berleha-leha.

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang