"Selamat pagi." sapa Shraddha sambil tersenyum manis, ketika ia baru saja menginjakan kakinya di ruang makan.
"Selamat pagi sayang." balas Soumya. Sementara Varun hanya melihatnya sambil tersenyum.
"Kemarilah Nak, kita akan sarapan bersama." ajak Satya. Shraddha tersenyum, lalu mengangguk sopan. Wanita itu mendudukkan tubuhnya disamping Soumya.
"Varun, nanti malam acara peresmianmu. Dan besok pagi kamu sudah mulai bekerja." ujar Satya mengingatkan anaknya.
"Baik Pa." ucap Varun lalu memasukan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.
Setelah itu tidak ada lagi percakapan. Yang terdengar hanya suara gesekan piring dengan sendok, semua orang fokus memakan sarapan mereka masing-masing.
"Namaste chaacha, namaste chaachee." ucap seorang wanita yang baru saja datang. Semua orang langsung menolehkan pandangannya menatap wanita tersebut. Wanita tersebut membuka kaca matanya, lalu tersenyum manis. Refleks Varun, Soumya dan Satya langsung berdiri.
Tanpa menyelesaikan sarapannya, Varun langsung berlari mendekat kearah wanita tadi. Wanita tadi langsung memeluk Varun dengan sangat erat menyalurkan rasa rindunya. Varun lantas mengangkat tubuh wanita itu, lalu memutarnya secara perlahan.
"Varun cukup aku sudah merasa pusing." ucap wanita itu sambil tertawa bahagia.
"Aku sangat merindukanmu." aku Varun. Pria itu lantas mencium gemas pipi wanita tadi.
Shraddha hanya diam, sambil menyaksikan kedekatan Varun dengan wanita itu. Ada rasa sesak yang tiba-tiba muncul melihat semua itu. Siapa wanita itu? Mengapa ia terlihat begitu dekat dengan Varun? Apakah wanita itu sangat penting bagi Varun, sehingga ia meninggalkan sarapannya begitu saja dan langsung pergi memeluk wanita itu. Pertanyaan tersebut terus menerus berputar di kepala Shraddha.
"Seseorang tolong selamatkan aku dari pria gila ini." ucap Wanita tersebut.
"Varun lepaskan Anna. Biarkan dia istirahat dulu." ucap Soumya lalu bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat kearah Varun dan Anna berada.
"Anna? Ileana? Apakah wanita ini mantan Varun." batin Shraddha ketika mendengar Soumya memanggil wanita tadi dengan nama Anna.
"Mengapa kamu tidak memberitahu kami dulu jika ingin datang kemari Nak." seru Soumya, seraya memeluk wanita bernama Anna tadi.
"Maafkan aku Bibi, aku hanya ingin memberi kalian semua sebuah surprise." sahut Anna lalu melerai pelukannya. Wanita itu langsung menyentuh kaki Soumya.
"Apa keluargamu baik-baik saja?" tanya Satya yang juga ikut mendekat kearah dimana Varun, Soumya, dan Anna berada.
"Mereka semua baik-baik saja Paman." jawab Anna. Lalu wanita itu menyentuh kaki satya, sama seperti yang ia lakukan tadi kepada Soumya.
"Paman tidak bisa ikut berbincang lama denganmu. Ini sudah lumayan telat, kita akan berbincang nanti ketika paman pulang kerja."
"Baik paman." jawab Anna. Satya tersenyum, lalu mengelus puncak kepala Anna dengan sayang.
"Bahkan Mama dan Papanya Varun sangat menyayangi wanita itu." batin Shraddha ketika melihat Papanya Varun mengelus puncak kepala Anna dengan penuh kasih sayang.
"Oh ya Anna, kamu terlihat semakin cantik." puji Soumya. Shraddha masih diam duduk di meja makan, sambil melihat Anna dari kejauhan. Shraddha akui, Anna terlihat sangat cantik. Dengan blouse warna putih dan celana denim sebagai bawahan sudah membuat penampilan wanita itu terlihat sangat memukau. Sementara dirinya hanya memakai croptop dengan bawahan rok maxi denim. Saat ini ia merasa terlihat seperti pembantu di mansion ini. Sangat jauh berbeda dengan Anna.