"JANGAN PERNAH MENYENTUH FOTO ANAK SAYA!"
Shraddha langsung membalik tubuhnya ketika mendengar sebuah suara yang menyuruhnya untuk tidak menyentuh foto Dev. Hal yang pertama kali ia lihat adalah seorang wanita paruh baya dengan kain saree berwarna hijau yang ia kenakan.
Dia adalah Maya Khan, Mamanya Dev.
Perlahan namun pasti, Maya berjalan melangkahkan kakinya mendekat ketempat dimana Shraddha dan Alvin berada."Itu hanya sebuah foto Mrs. Khan." ujar Alvin yang tidak terima dengan perlakuan Mamanya Dev yang seperti itu.
"Saya tahu Alvin, tapi saudarimu ini sudah tidak memiliki hak apapun atas anak saya!"
"Anak? Jadi?"
"Maya, Mamanya Dev." ucap Maya menjawab pertanyaan Shraddha.
"Namaste Ma." Shraddha menelungkupkan kedua tangannya memberi salam. Saat hendak menyentuh kaki Maya, Maya langsung memundurkan langkahnya. Seolah-olah tidak ingin Shraddha menyentuh kakinya.
"Jangan pernah memanggilku dengan panggilan Mama. Dan kamu tidak pantas untuk mendapatkan berkat dariku!"
"Tapi-"
"Dan kemana saja kamu selama 2 tahun ini? Mengapa baru datang sekarang? Ingin mengambil harta peninggalan Dev ?! Sungguh wanita yang licik. Seharusnya dulu aku tidak mengizinkan Dev untuk menikahi wanita sepertimu!"
"Apa yang Mama katakan? Harta? Harta apa?"
"Jangan pernah menunjukkan tampang polos seperti itu. Itu terlihat sangat menjijikan."
"Mrs. KHAN!"
"JANGAN PERNAH MENAIKKAN NADA BICARAMU SEPERTI ITU ALVIN!!"
"Maafkan Shraddha yang baru saja berkunjung kemari. Karena jujur saja, Shraddha hilang ingatan. Dan Shraddha baru tahu segalanya kemarin."
"Saat anakku meninggal, tidak ada diantara keluargamu yang datang untuk memberi belasungkawa. Keluargamu langsung menghilang apa kau tahu!!"
"Itu karena Shraddha juga dalam keadaan koma di rumah sakit Mrs. Khan. Kita semua menjaganya, apa Mrs. Khan tau Mama saya juga sampai jatuh sakit karena mengkhwatirkan keadaan Shraddha!" jawab Alvin.
"Itu hanya alasan kalian saja. Sekarang apa? Kamu datang kemari hanya ingin mengambil bagian dari harta yang Dev tinggalkan atas dirimu bukan?! Keluargamu sudah sangat kaya, namun masih menginginkan harta peninggalan anak saya? Sungguh wanita penggila harta sekali dirimu!"
Mata Shraddha berkaca-kaca. Jujur ini tidak seperti yang ada dalam ekspetasinya ketika ia datang kemari. Sungguh ia begitu terkejut ketika Mama mertuanya menyambutnya seperti ini. Padahal niatnya datang kemari bukan untuk mengambil harta atas nama Dev, yang mana ketika Dev meninggal itu akan jatuh atas nama dirinya.
Shraddha maju mendekat, hendak memeluk Maya. Namun baru satu langkah, Maya sudah mendorong tubuh Shraddha untuk menjauh dari dirinya. Karena belum siap, tubuh Shraddha oleng namun untung saja ada seseorang yang sigap untuk menangkap tubuhnya.
Shraddha mendongakkan kepalanya, dan betapa terkejutnya dirinya ketika ia mengetahui siapa seseorang yang sudah menahan tubuhnya.
"Va..run?"
"Sudah cukup Nyonya! Aku sudah cukup muak mendengar semua hinaan yang keluar dari mulut kotormu itu! Semua hinaan yang Anda sebutkan itu tidak ada dalam diri Shraddha. Apakah Anda tahu akan hal itu!"
"Siapa pria bermulut kurang ajar ini?!"
"Varun Prameswari! Ada apa? Ingin berkenalan dengan keluarga besarku Nyonya?"
