Disini Shraddha. Disebuah hotel milik keluarga Varun. Ballroom hotel tersebut sudah didekor sedemikian rupa dikhususkan untuk acara malam ini. Wanita itu berdiri sambil melihat Varun dari kejauhan yang sedang memberikan beberapa sambutan atas dirinya yang sudah resmi menjadi pemimpin baru perusahaan. Mendengar cerita Anna tadi pagi,ada rasa bangga dalam diri Shraddha menyaksikan pria itu yang sudah berani mengambil sebuah tanggung jawab besar dan juga benari keluar dari zona nyaman nya.
"Sebentar lagi, pria itu akan semakin terekspos oleh media. Dan para wanita akan semakin mengejar dirinya. Apalagi dia seorang single saat ini." ucap seseorang yang tiba-tiba berdiri di samping Shraddha. Shraddha menolehkan pandangannya, dan mendapati Anna berdiri disebelahnya. Wanita itu sangat cantik dengan gaun berwarna putih gading dengan kerah v rendah. Warna putih gading menyatu dengan sempurna dengan warna kulitnya yang putih.
"Ya itu benar." Shraddha tertawa kecil sambil melihat Varun yang sudah turun dari sebuah panggung kecil. Lampu kamera selalu mengikuti kemana pun pria itu berjalan.
"Shraddha." panggil Varun sambil melambaikan tangannya dari kejauhan.
Anna menyenggol pelan bahu Shraddha. Wanita itu tersenyum menggoda seraya berkata, "dia memanggilmu."
"Aku permisi dulu Anna." Shraddha tersenyum, wanita itu pamit dan berjalan menghampiri Varun yang masih dikelilingi oleh beberapa wartawan yang ingin mewawancarainya.
"Cih, aku tidak percaya hubungan pertemanan mereka. Dasar masih malu-malu untuk mengakui hubungan asli mereka." Anna menggelengkan kepalanya, sambil melihat Varun dan Shraddha yang hendak sedang diwawancarai bersama.
-
-
-
-
-"Ada apa?" bisik Shraddha ketika wanita itu sudah berada di hadapan Varun.
"Aku mencarimu." jawab Varun sambil berbisik, karena di sekitarnya lumayan berisik.
"Pak Varun. Siapa wanita ini?"
"Ya benar Pak. Kami sudah sering melihat Anda bepergian bersamanya."
"Benar, kami juga melihat kalian di bandara tempo lalu."
"Apakah dia adalah pacar Anda?"
Varun langsung diserang beberapa pertanyaan ketika Shraddha datang. Lampu kamera semakin menyinari mereka berdua.
"Dia temanku. Namanya Shraddha." Varun tersenyum, tangan pria itu melingkar di pinggang ramping milik Shraddha. Awalnya Shraddha terkejut dengan apa yang dilakukan pria itu. Pria itu merangkul pinggangnya didepan media. Namun secepat mungkin, ia langsung menormalkan ekspresinya.
"Apakah itu benar Nona Shraddha?" Shraddha tersenyum sambil mengangguk.
"Kami pikir kalian memilki sebuah hubungan. Lagipula kalian terlihat cocok bersama."
"Benar, kalian terlihat serasi."
"Itu benar."
"Terima kasih. Tapi kami hanyalah sepasang teman."