"Mengapa kita kemari?" tanya Shraddha ketika Varun malah mengajaknya ke sebuah pusat perbelanjaan di Kota Mumbai.
"Aku ingin membeli beberapa baju, stok baju yang kubawa sedikit. Jadinya aku membutuhkan beberapa baju sebagai baju ganti." jawab Varun sekenanya.
Shraddh hanya diam menyimak apa yang Varun katakan. Di saat mereka melewati sebuah toko baju pernikahan, langkah kaki Shraddha terhenti begitu saja sambil menatap sebuah manekin yang terpajang di toko tersebut.
Varun menoleh ke sampingnya, ia tidak melihat keberadaan Shraddha. Ia membalikkan tubuhnya, lalu melihat orang yang ia cari sedang menatap sebuah lehenga berwarna merah yang terpajang di sebuah manekin. Lalu Varun berjalan mendekat, dan berdiri di samping wanita itu. Shraddha diam, masih tetap memfokuskan pandangannya kearah lehenga merah tersebut
"Apa kau menyukai lehenga itu?" tanya Varun.
Shraddha terkesiap, wanita itu langsung mengalihkan pandangannya dari lehenga tersebut.
"Ti-dak, aku hanya melihatnya saja." alibi Shraddha. Padahal di dalam hatinya, ia sangat menyukai lehenga tersebut.
Tanpa aba-aba, Varun menggenggam tangannya. Mengajaknya masuk kedalam toko tersebut, dan memanggil seorang pramuniaga toko tersebut.
"Apa yang kau lakukan, lepaskan tanganku." bisik Shraddha sedikit memberontak agar Varun melepaskan genggaman tangannya. Namun tidak, Varun malah tidak mendengarkan ucapannya.
"Halo sir, ada yang bisa kubantu?" tanya pramuniaga tersebut dengan sopan.
"Aku ingin lehenga merah yang terpajang di depan sana." Varun menunjuk lehenga bewarna merah yang terus Shraddha perhatikan tadi.
Shraddha langsung menoleh kearah Varun ketika mendengar perkataan pria itu. Varun ikut menolehkan pandangannya ke arah Shraddha, namun Shraddha lebih dahulu membuang pandangannya.
"Apakah Nona ingin mencobanya terlebih dahulu?" tanya pramuniaga tersebut.
Varun menyenggol pelan tangan Shraddha. Shraddha menoleh, lalu Varun menunjuk pelayan tadi menggunakan dagunya.
"Apa?! Tidak! Aku tidak menginginkan lehenga itu." bisik Shraddha.
"Langsung di bungkus saja dia bilang." ujar Varun. Pramuniga tersebut langsung mengangguk dan pergi melakukan apa yang Varun perintahkan.
"Apa-apaan kamu?! Sudah aku bilang aku tidak menginginkan lehenga tadi. Aku hanya melihatnya saja." Shraddha langsung menghempas kasar tangan Varun sampai terlepas.
"Bukankah kamu menyukai warna merah? Lehenga itu berwarna merah. Sudah jelas kamu menyukainya." balas Varun santai sambil bersedekap dada.
"Dari mana pria ini tahu aku menyukai warna merah?" batin Shraddha. Shraddha merasa bingung, mengapa pria ini sangat mengetahui apapun yang ia suka. Apa Varun cenayang? Entahlah Shraddha tidak tahu.