Shraddha mengerjapkan kedua matanya. Ia terbangun, karena cahaya matahari masuk tanpa izin lewat jendela kamarnya yang tidak tertutupi oleh apapun. Shraddha bangkit dari tidurnya, namun ia baru menyadari sesuatu. Wait a minute! Ini bukan kamarnya. Kamar ini didominasi oleh warna coklat gelap, dan itu sudah pasti bukan kamarnya. Apalagi wangi ruangan kamar ini sangat-sangat berbeda dengan wangi kamarnya. Lalu dimana ia berada saat ini? Dan kamar siapa ini?
Shraddha juga baru menyadari baju yang dikenakannya saat ini bukan miliknya. Ia mencoba mengingat-ngingat apa yang sudah ia lakukan kemarin malam.
Pertama ia datang ke pesta ulang tahun Jessie, minum karena marah, dan yang terakhir kali ia ingat ia berguyur di bawah derasnya hujan sampai ia tidak sadarkan diri karena saat itu kepalanya terasa sangat pening karena baru pertama kalinya ia meminum minuman beralkohol sebanyak itu.
Pada saat ia baru saja bangkit dari ranjang. Pintu ruangan tersebut terbuka menampilkan seorang pria yang sudah rapi dengan kemeja dan juga jas yang membungkus tubuhnya. Pria asing tersebut tersenyum kearahnya.
"Selamat pagi." sapa pria tersebut dengan senyuman diwajahnya. Namun Shraddha hanya menatapnya dengan tatapan bingung.
"Apakah kamu sudah merasa baikkan? Tanya Leo. Namun lagi-lagi Shraddha hanya diam.
"Siapa kamu? Apakah kita saling mengenal?" akhirnya setelah sekian lama terdiam, ia berani mengeluarkan suaranya.
"Leo. Namaku Leo."
"Leo? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya. Dan bagaimana bisa aku disini? Kamar siapa ini?"
"Ini kamarku, aku yang membawamu kesini. Tadi malam kamu pingsan di tengah derasnya hujan. Aku tidak tahu harus membawamu kemana. Akhirnya aku membawamu kerumahku." Shraddha melototkan kedua iris matanya. Apa?! Ia semalaman berada disini bersama pria asing ini?! Dan ia baru menyadari tadi malam ia mabuk berat. Dan juga baju yang ini kenakan saat ini bukan miliknya. Itu artinya...
"Mundur!" peringat Shraddha ketika pria asing tersebut mencoba berjalan mendekat kearahnya.
"Ada apa?" tanyanya bingung.
"Kubilang mundur! Dan jangan mendekat!" Menjeda. " sekarang jawab dengan jujur, siapa yang mengganti pakaianku?!"
"Oh tentang pakaianmu itu? Baju mu basah dan aku tidak mungkin membiarkan kamu tiap malam pingsan sambil memakai baju basah bukan. Akhirnya aku menyuruh pembantuku untuk menggantikannya." Shraddha bisa bernafas dengan lega mendengar penuturan pria itu. Ia pikir pria itu sudah dengan lancangnya menggantikan pakaiannya dalam keadaan tidak sadar. Shraddha hendak melangkahkan kakinya, namun ia oleng begitu saja. Dan lagi-lagi pria itu sigap memeluk pinggangnya untuk menopang tubuhnya yang oleng. Shraddha langsung melotot, dan dengan ringannya tangannya memberi sebuah tamparan di wajah tampan pria itu.
"Jangan macam-macam!" peringat Shraddha mendorong tubuh pria itu menjauh. Pria tersebut mundur dengan tangan yang memegang pipinya akibat tamparan yang Shraddha berikan. Sementara Shraddha memegang kepalanya yang terasa kembali pusing. Ia tidak memperdulikan dengan fakta bahwa ia baru saja menampar pria itu.
"Maaf aku tidak bermaksud untuk melakukan hal yang tidak-tidak. Aku hanya berniat untuk membantumu tadi." ujar pria tersebut sambil menguasap pipinya akibat tamparan yang baru saja ia terima dari Shraddha.
"Jangan sampai! Jika tidak aku akan menghabisimu!" balas Shraddha tanpa rasa takut sedikit pun. Oh jangan lupakan fakta tentang Shraddha si wanita jadi-jadian ini. Varun saja sampai tercengang melihat skill bela diri yang dimiliki oleh Shraddha.
Tak lama setelah Shraddha mengatakan kalimat tersebut. Seseorang datang dan mengetuk pintu ruangan tersebut.
"Masuk." perintah pria asing tadi. Pintu terbuka menampilkan seorang wanita sambil membawa sebuah nampan berisikan sarapan. Shraddha bisa menebak umur wanita itu sekitar 30 tahunan bila dilihat dari wajahnya.
