Part 33

287 18 1
                                    

Shraddha berdiri didepan pintu kamar Anna. Di tangan wanita itu membawa sebuah paperbag yang ia tidak tahu apa isinya. Tadi pada saat ia hendak kembali ke kamarnya, ia bertemu dengan Mamanya Varun. Soumya meminta tolong kepadanya, untuk memberikan paperbag tersebut kepada Anna.

Tangannya hendak mengetuk pintu, namun ia urungkan lagi. Ia masih merasa malu dengan kejadian tadi pagi. Ia tidak habis pikir, mengapa ia bisa sebodoh itu. Mengingatnya saja, Shraddha ingin lenyap saja dari dunia ini. Sekali lagi, in hendak mengetuk pintu namuna langsung menarik kembali tangannya.

"Ada apa? Mengapa hanya berdiri? Apa kamu ingin masuk kedalam?" tanya Varun tiba-tiba. Shraddha tidak tahu, kapan pria itu berdiri dibelakangnya. Shraddha menatap Varun dari atas sampai bawah. Pria itu menggunakan sweater berwarna putih, dengan jeans sebagai bawahan. Kepalanya yang tertutupi oleh topi, dan sendal sebagai alas kaki. Casual, namun pria itu terlihat sangat tampan.

"Kamu akan pergi kemana?" Bukannya malah menjawab pertanyaan pria itu, Shraddha malah balik bertanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu akan pergi kemana?" Bukannya malah menjawab pertanyaan pria itu, Shraddha malah balik bertanya.

"Aku akan pergi menemui Abhimanyu. Ada hal penting yang perlu aku bahas. Apa kamu ingin masuk kedalam?" Varun menunjuk pintu kamar Anna. Pria itu tadi hanya lewat, namun tanpa sengaja ia melihat Shraddha yang hendak mengetuk pintu namun ia mengurungkan niatnya lagi. Alhasil ia mendekat, dan bertanya langsung.

"Ah iya. Tadi mamamu memberikan aku ini. Dan dia memintaku untuk memberikannya kepada Anna."

"Mama kemana?"

Shraddha mengangkat kedua bahunya. Menandakan ia tidak tahu. "Tadi Tante Soumya terlihat buru-buru."

"Baiklah. Oh ya, dari tadi aku melihatmu hendak mengetuk pintu Anna. Tapi kamu malah menarik tanganmu kembali. Ada apa? Apa Anna berprilaku buruk kepadamu? Aku akan memarahinya." Varun hendak membuka kamar Anna, namun tangannya langsung dicekal oleh Shraddha.

"Ti-dak bukan seperti itu. Hanya saja aku ma-si malu." aku Shraddha jujur sambil menunduk menatap kakinya yang beralaskan sendal jepit berwarna ungu.

"Prfttt..." Varun menutup mulutnya. Pria itu hampir saja tertawa terbahak-bahak jika saja Shraddha tidak langsung melotot kearahnya.

"Baiklah, aku tidak akan menertawaimu. Tapi prftt..." lagi-lagi Varun tidak bisa menahan tawanya. Lihatlah bagaimana pria itu mengejek dirinya. Dengan kesal, Shraddha langsung menendang tulang kering pria itu dan langsung membuat Varun meringis.

"Berhenti menertawakanku! Jika tidak aku akan memberikan sebuah pukulan juga di wajahmu!" Shraddha menyilangkan kedua tangannya dada. Matanya menyipit menatap Varun dengan sengit.

"Shraddha kamu masih saja ganas seperti biasa." ucap Varun sambil berjongkok, mengusap kaki keringnya yang menjadi korban tendangan wanita jadi-jadian itu.

"Lagipula, tidak ada yang memintamu untuk tertawa!"

"Baiklah-baiklah aku minta maaf." Varun masih berjongkok sambil mengusap tulang keringnya. Shraddha yang melihat itu, merasa bersalah. Apakah ia sudah sangat menyakiti pria itu? Shraddha ikut berjongkok dan sambil mengelus tulang kering pria itu.

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang