"Jangan tambahkan timun di atas nasi goreng milik Shraddha!" Perintah Varun kepada maid yang bertugas menata makanan di meja makan.
Maid yang diperintahkan mengangguk mengerti. Maid tersebut langsung mengurungkan niatnya, yang hendak menaruh beberapa potong timun segar di atas nasi goreng yang diperuntukkan untuk Shraddha.
"Selamat pagi!" Sapa Shraddha yang baru saja datang dari arah tangga. Wanita itu sepertinya baru saja bangun, terbukti dari piyama yang masih melekat di tubuhnya.
"Pagi! Ayo kita sarapan!" Ajak Varun. Shraddha mengangguk lalu mendudukkan tubuhnya disamping tubuh Varun.
"Kamu sepertinya sangat mengenal diriku." Seru Shraddha ketika melihat piring nasi gorengnya tidak terdapat beberapa potong timun, sementara di piring Varun terdapat beberapa potong timun.
"Aku mengetahui semua tentangmu. Termasuk apa yang kamu suka, dan apa yang tidak kamu sukai." Balas Varun.
"Benarkah? Kalau begitu, apa yang paling aku sukai?"
"Jawabannya sangat mudah."
"Apa?"
"Aku." Varun mengerlingkan sebelah matanya lalu tersenyum lebar kearah Shraddha.
Sementara Shraddha membalas perkataan Varun tadi menjulurkan lidahnya.
"Cih tidak mau mengaku.. kalau begitu, lebih baik kamu segera makan sarapanmu sebelum dingin. "
"Yes sir!" Shraddha tersenyum lalu mulai memasukkan satu sendok nasi goreng kedalam mulutnya.
Beberapa menit awal tidak ada percakapan diantara mereka. Mereka sibuk memakan sarapan mereka masing-masing. Hanya ada suara sendok dan piring yang sedang beradu.
Saat mata Shraddha sedang melihat sekitar, dari arah dapur Shraddha tanpa sengaja melihat ada seorang wanita yang terus menerus menatap Varun dari kejauhan. Wanita itu terlihat berumur tidak jauh berbeda dari umurnya yang saat ini sudah menginjak usia 23 tahun. Wanita itu terlihat lebih muda darinya, mungkin umurnya sekitar 20 atau 21 tahun.
Shraddha menggoyangkan tangan Varun yang berada di atas meja. Varun yang sedang menguyah hanya memberi respon dengan menaikkan dagunya, seolah-olah bertanya "ada apa?"
Shraddha menolehkan pandangannya kearah wanita yang berada di dapur tadi. Dan wanita itu masih setia menatap kearah Varun. Sepertinya wanita di dapur itu tidak tahu bahwa dirinya sedang diperhatikan oleh Shraddha.
"Ada apa?" Tanya Varun sekali lagi, karena Shraddha yang tiba-tiba terdiam tidak mengatakan apapun.
"Lupakan saja." Jawab Shraddha kemudian.
"Aku sudah selesai dengan sarapanku. Aku akan menyegarkan tubuhku dulu. Setelah ini aku akan mengajakmu menemui seseorang, jadi jangan lupa bersiap-siap."
Shraddha mengangguk mengerti sebagai jawaban. Sementara Varun menyempatkan mengusap puncak kepala Shraddha, sebelum pergi dari hadapan wanita itu.
Shraddha menolehkan pandangannya kearah dapur, wanita itu juga menghilang setelah Varun beranjak dari meja makan. Shraddha semakin dibuat penasaran. Siapa wanita itu sebenarnya, dan mengapa wanita itu menatap kearah Varun sedari tadi. Shraddha ingin mencari tahu itu semua.
Shraddha memilih untuk melanjutkan sarapannya. Selang beberapa menit setelah sarapannya habis termakan, ia langsung bangkit dari duduknya dan berjalan membawa piring kotornya bekas sarapannya tadi kearah dapur. Namun langkah kakinya dihentikan oleh suara seseorang.
"Aduh Nona, biar Bibi saja." Seru seseorang yang berasal dari arah belakang Shraddha. Shraddha menolehkan pandangannya kebelakang, disana ia dapat melihat seorang maid berlari tergesa-gesa kearahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/209088241-288-k869213.jpg)