Shraddha baru saja selesai bersiap-siap. Sedari tadi Mamanya terus-menerus mendatangi kamarnya, dan menyuruhnya untuk segera bersiap-siap karena keluarga pria yang akan dijodohkannya akan datang malam ini. Sebenarnya ia tidak ingin hadir ketika pertemuan keluarganya nanti, tapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Shraddha mendudukkan tubuhnya diatas ranjang miliknya sambil melihat kearah jari manisnya yang dihiasi oleh sebuah cincin pemberian Varun kemarin. Ia merasa bimbang saat ini. Ia ingin jujur dan menceritakan apa yang akan terjadi saat ini kepada pria itu, dan dilain sisi ia juga takut akan kehilangan pria itu. Lalu tangannya tergerak untuk melepas cincin yang tadi melingkari jari manisnya itu, dan memasukkannya kedalam sebuah laci. Tepat saat ia baru saja memasukkan cincin tersebut, pintu kamarnya terbuka menampilkan Mamanya yang sangat cantik dengan dress putih yang ia kenakan.
"Kamu terlihat sangat cantik dengan dress itu Shraddha." ucap Anindhita ketika ia melihat Shraddha sudah selesai bersiap-siap dan sedang duduk santai di atas ranjang kamarnya.
Shraddha hanya tersenyum kecil sebagai balasan.
"Ayo kita turun, keluarga pria akan datang lima menit lagi." ajak Anindhita. Baru satu langkah Anindhita berjalan hendak meninggalkan kamar wanita itu, Shraddha langsung mencekal pergelangan tangan Mamanya.
"Ma Shraddha boleh jujur?"
"Ada apa sayang? Katakanlah."
"Ma Shraddha tidak ingin dijodohkan. Shraddha tidak ingin ini semua, Shraddha tidak suka Ma."
"Sayang dengarkan Mama, pria ini sangat baik bahkan mereka dari keluarga terhormat. Mama yakin pria ini mampu membahagiakan mu dan kamu pasti akan menyukai pria ini. Mama bisa jamin hal itu."
"Maa Shraddha tidak ingin Maa!"
"Temui pria ini sekali saja, dan setelah itu kamu bisa memutuskan keputusanmu."
Anindhita melepas cekalan tangan Shraddha, lalu wanita itu melanjutkan langkahnya menuju lantai dasar.
"Apa Papanya Varun belum memberitahu keluargaku tentang masalah kemarin pagi? Sepertinya begitu. Jika tidak, sudah dipastikan Mama tidak akan melanjutkan perjodohan ini lagi. Mama pasti akan lebih memilih keluarga Varun daripada keluarga pria yang akan datang ini." monolog Shraddha.
"Shraddha keluarga prianya sudah datang, ayo turunlah Nak." seru Anindhita dari lantai bawah.
"Sebentar Ma." balas Shraddha. Lalu wanita itu melihat pantulan wajahnya di cermin seraya berkata,
"Jangan membuat keluargamu malu Shraddha. Jalani ini semua dengan senyuman. Lagipula setelah aku melihat pria itu, aku akan mengatakan kepada Mama bahwa aku tidak menyetujui perjodohan ini. Dan setelah itu, aku akan menyuruh Varun untuk datang dan menemui Papa dan juga Mama. Oke Shraddha tenang, dan ikuti alur hari ini." Shraddha menarik nafasnya, lalu menghembuskan nya secara perlahan. Ia tersenyum menatap pantulan dirinya di dalam cermin, lalu keluar melangkahkan kakinya menuju ke lantai dasar.