Part 6

2.5K 50 7
                                    

"Sepertinya aku mengenal gadis itu." batin Varun sambil melihat seorang gadis. Gadis tersebut sedang bersama 3 orang pria.

"Benarkan, dia gadis yang kemarin malam. Sepertinya di sedang diganggu. Kurasa aku harus menolongnya." Varun langsung menepikan mobilnya, lalu keluar dan mendekat kearah gadis tersebut.

"C'mon girl, habiskanlah waktu bersama kami sebentar saja. Aku juga sering melihat kamu menghabiskan waktumu dengan beberapa pria penari jalanan itu. Lalu apa bedanya pria itu dengan kami."

"Dengar, kalian sedang mabuk. Dan ini sudah malam, lebih baik kalian istirahat, dan aku juga tidak mengenal kalian." jawab Shraddha dengan santai sambil bersedekap dada dan tersenyum. Tidak ada raut ketakutan ataupun cemas ketika ketiga pria yang dalam keadaan mabuk itu terus mencoba mengganggu dirinya.

"Jangan membuat kami, bermain kasar cantik." salah satu dari pria tersebut mulai mengelus pipi Shraddha.

"Jaga batasanmu." ujar Varun yang tiba-tiba datang dan menghempaskan tangan pria tersebut.

"Hallo dude, jangan ikut campur ini urusan kami. Sebaiknya kamu pergi." salah seorang pria yang lain mendorong tubuh Varun.

"Lebih baik kalian mencari wanita di klub malam, bukan wanita yang sendirian dijalanan tengah malam."

"Apa maksudmu mengatakan itu!"

"Owh, atau kalian tidak mempunyai uang untuk menyewa beberapa wanita sehingga kalian mengganggunya. Sangat menyedihkan." Varun geleng-geleng kepala, sambil bersedekap dada.

Salah satu pria mulai maju dan menarik kerah baju Varun dan hendak memberi bogeman, namun Varun lebih dahulu memelintir tangan pria tersebut lalu memberi bogeman kepadanya.

Dan terjadilah perkelahian diantara Varun dan ketiga pria asing yang mengganggu Shraddha tadi. Sedangkan Shraddha ia malah asik menonton sambil sesekali membuat balon dari permen karet yang ia kunyah. Ketiga pria tersebut terkapar dengan darah yang melumuri wajah mereka.

"Owh halo Nona, apakah kamu akan berdiam diri disana dengan terus menguyah permen karet atau kamu akan ikut denganku. Beruntunglah dirimu karena aku datang tepat waktu dan menyelamatkanmu." ujar Varun, lalu berjalan terlebih dahulu dan meninggalkan Shraddha dibelakangnya.

Bugh... Bugh... Bugh... Varun menoleh karena ia mendengar sebuah suara pukulan. Betapa terkejut dirinya melihat Shraddha sedang beradu jotos dengan salah satu diantara pria tadi yang masih bisa bangkit.

"Dia bisa berkelahi." batin Varun yang melihat Shraddha sedang memukul wajah pria yang tadi mengganggunya.

Setelah Shraddha menghabisi pria itu, ia mulai mendekat kearah Varun.

"Beruntunglah dirimu, karena aku datang tepat waktu dan menyelamatkanmu." ujar Shraddha menirukan ucapan dan gaya bicara Varun tadi.

"Dan ya, apa kau tau tadi salah seorang pria itu hendak memukul kepalamu dengan ini." lanjut Shraddha sambil menunjukkan sebuah botol beer.

"Cukup membuatku terkesan." batin Varun tersenyum sambil terus menatap Shraddha.

"Owh hallo sir, apakah kamu akan terus berdiam diri disana dengan melamun atau kamu akan mengantarku pulang." teriak Shraddha yang memunculkan kepalanya dari jendela mobil Varun. Varun tidak sadar bila Shraddha sudah berada didalam mobilnya.

"Iya aku akan mengantarmu." balas Varun lalu mulai berlari kecil kearah mobilnya.

***
"Ini rumahmu?" tanya Varun setelah sampai didepan sebuah mansion mewah.

"Bukan, ini adalah rumah Kakekku. Bolehkah aku meminta tolong kepadamu?"

"Tentu, katakanlah."

"Tunggu disini sebentar, aku akan kembali."

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang