Halo guys, semoga kalian suka sama part ini🤗
"Papa dimana Ma?" tanya Varun sambil mengoleskan selai di rotinya.
Sekarang ia dan Shraddha sudah berada di meja makan. Setelah kejadian tadi, Shraddha tidak banyak bicara.
"Dia sudah berangkat pagi-pagi tadi. Kemarilah Nak, jangan sungkan." ucap Soumya dengan senyuman manisnya.
Shraddha menganggukkan kepalanya, lalu ia mendudukkan tubuhnya disamping Varun.
"Jika boleh Tante tau, namamu siapa?" tanya Soumya.
"Shraddha Tante." jawab Shraddha setelah seperkian menit hanya terdiam.
"Nama yang bagus. Sekarang makanlah sarapanmu."
Baru saja Soumya hendak memasukkan roti kedalam mulutnya, ucapan dari Shraddha membuat langkah tangannya terhenti.
"Maaf sudah lancang Nyonya. Tapi putra anda tadi sangat tidak sopan kepada saya." ucap Shraddha tiba-tiba
"Maksudnya? Owh apa karna dia memelukmu tadi?"
"Bukan Nyonya. Dia sudah mengganti bajuku tanpa seizinku. Dan saat aku dalam keadaan tidak sadar."
"Varun mengganti bajumu?"
"Iya Nyonya."
"Maaf Nak, mungkin kamu salah paham. Varun tidak pernah mengganti pakaianmu. Yang menggantikan pakaianmu adalah Eva, kepala pembantu dirumah ini."
"Eva?" Shraddha membeo.
"Eva kemarilah."
"Iya Nyonya." ucap Eva lalu berlari menuju kearah meja makan.
"Permisi, maaf Nyonya ada apa ya?" tanya Eva ketika ia sudah berada dihadapan Soumya.
"Bukankah kamu yang mengganti pakai wanita ini?" tanya Soumya.
"Benar, saya sendiri yang mengganti bajumu Nona." jawab Eva yang membuat Shraddha terkejut.
Rasanya Shraddha ingin menghilang setelah mendengar perkataan Eva. Sudah bisa dipastikan pipi memerah karena malu. Shraddha menolehkan kepalanya kesamping. Objek pertama yang ia lihat adalah Varun tengah tersenyum mencemooh kearahnya.
"Apa yang harus kulakukan sekarang." batin Shraddha.
"Apa kamu sudah percaya bahwa bukan Varun yang melakukan itu kepadamu?" tanya Soumya.
"Sudahlah Ma, mengapa membuat masalah kecil ini menjadi panjang." ucap Varun.
"Saya minta maaf. Saya tidak bermaksud seperti itu. Dan Varun saya minta maaf, saya mengira kamu yang mengganti pakaianku."
"It's okey babe chill."
"Babe? Siapa yang kau maksud?"
"You." satu kata yang membuat Shraddha melebarkan matanya sambil menatap Varun.
"What the hell, apa-apaan pria ini memanggil dengan sebutan babe." maki Shraddha didalam hati, sambil matanya menyipit mengintimidasi varun.
"Maafkan dia Nak, dia memang selalu begitu."
"Iya, Nyonya tidak apa. Uhm, bolehkan setelah selesai sarapan Shraddha pamit pulang Nyonya."
"Jangan memanggilku dengan panggilan Nyonya, panggil saja Tante. Dan biar Varun yang mengantarmu."
"Jangan Tante, Shraddha bisa sendiri."
"Dia tidak mau Ma. Jangan dipaksa."
"Baiklah kalau begitu."
***
"Bagus, kamu menari dengan sangat bagus Shraddha." ucap seorang pria yang baru saja datang sambil menurunkan letak kacamatanya lalu memasukkannya kedalam saku jasnya."Kakak." Shraddha langsung berlari menghampiri pria yang tadi ia panggil dengan sebutan 'Kakak.'
"Mengapa kamu tidak pulang semalam. Kamu kemana saja? Jangan bilang kamu pergi ke club."
"Tenang saja, aku tidak kemana-mana. Aku hanya ke rumah temanku."
"Baiklah aku mempercayaimu. Ajari aku bagaimana kamu melakukan gerakan tadi."
"Tentu saja, pertama seperti ini."
Shraddha mulai mengajari pria yang ia panggil dengan sebutan 'Kakak' tadi.
"Halo Alvin , sudah lama kamu tidak datang bersenang -senang bersama kita." sapa seorang pria yang tiba-tiba datang menghentikan gerakan Shraddha yang sedang mengajari Alvin menari.
"Yoi Bro, belakangan ini aku sibuk. Dan Shraddha disuru Papa buat nanganin salah satu perusahaan milik keluarga kita dia menolaknya. Dia malah lebih senang menghabiskan waktu berkumpul menati bersama kalian ditengah jalan seperti ini."
"Semua urusan itu bisa membuat kepala Shraddha sakit kak."
"Ya... Ya.... Ya... Kamu selalu mengatakan itu ketika kamu disuruh menangani salah satu perusahaan keluarga kita."
"Hahaha.... Shraddha masih ingin bersenang-senang. Jadi biarkan saja. Disini dia sangat mudah bergaul, walaupun kebanyakan disini pria, tapi kita semua melindunginya jika ada orang yang berniat jahat dengannya." ucap seorang pria yang bernama Vijay.
"Kamu benar, jagalah adikku aku sangat menyayanginya. Walaupun aku tahu dia sangat pintar dalam hal bela diri, tetaplah disampingnya. Dan Shraddha sekarang kita pulang, Mama sudah sangat mengkhawatirkanmu." ujar Alvin.
"Itu pasti, karena kami sangat menyayangi Shraddha."
"Baiklah, Vijay aku pulang dulu. Mungkin aku akan kembali nanti." ucap Shraddha
"Hati-hati "
***
"Mama, ini dia putri kesayanganmu. Aku sudah membawanya dengan selamat tanpa lecet sedikitpun." ucap Alvin ketika ia dan Shraddha baru saja sampai di Mansion milik mereka."Mama..." panggil Shraddha lalu berlari kearah Mamanya dan langsung memeluknya.
"Kemana saja kamu semalaman. Mama khawatir, setelah kamu dimarahi oleh Papamu kamu pergi begitu saja dari rumah."
Shraddha memegang wajah Mamanya lalu berkata.
"Mamaku sayang, aku hanya pergi kerumah temanku. Dan ketika hendak pulang ia menyuruhku untuk menginap ."
"Setidaknya telpon Mama, beri kabar. Hobimu memang suka membuat Mama khawatir."
"Aku tidak membawa ponselku Ma."
"Dan Alvin, dimana kamu menemukan adikmu?"
"Dia bersama teman-temannya."
"Teman jalanannya lagi?"
Alvin mengangguk.
"Sayang, kamu tahu kan. Bila Papamu melihatnya lagi ia akan langsung memarahimu jika kamu masih bergaul dengan mereka."
"Papa tidak bisa melarang Shraddha begitu saja, dia teman-teman Shraddha. Shraddha menyayangi mereka, mereka adalah keluarga kedua bagi Shraddha setelah kalian. Dan bersama mereka Shraddha bisa menjalani hobi Shraddha."
"Mama tau sayang, tapi bagaimana dengan Papamu. Kamu tahu kan dia bagaimana jika ia tahu kamu masih berhubungan dengan mereka. "
"Shraddha tidak akan pernah bosan memberitahu Papa agar Papa mengerti."
"Alvin, jangan sampai Papa tahu semua ini."
Reyhan mengangguk.
"Sekarang kamu mandi, lalu makan. Mama sudah memasak makanan kesukaanmu."
Shraddha tersenyum, lalu memeluk dan mencium pipi Mamanya berkali-kali."
TBC
Jangan lupa vote+komen❤