"Varun bangunlah." Shraddha menggoyangkan lengan Varun, mencoba untuk membangunkan pria itu dari tidurnya.
Tidak perlu waktu lama bagi Shraddha untuk membangunkan Varun, kerena di detik berikutnya Varun langsung membuka kedua matanya. Beruntung dirinya, karena Varun adalah tipikal orang yang mudah di bangunkan ketika sedang tertidur.
"Jam berapa ini?" Tanya Varun dengan suara serak khas bangun tidur. Ia lantas bangkit dari matanya, seraya menggosok matanya. Guna memfokuskan penglihatannya.
"Ini jam 7 pagi. Mandi, dan sarapanmu sudah menunggu mu di meja makan."
"Kamu tidak akan sarapan bersama ku?"
"Varun, aku sedang berpuasa saat ini. Apa kamu lupa?"
Varun menepuk keningnya. Bagaimana bisa ia melupakan ini. Hari ini adalah hari karva chaut. Dan Shraddha sedang berpuasa untuk dirinya.
"Maaf sayang, efek bangun tidur." Elaknya sambil menyengir.
"Papa menunggu mu di lantai bawah. Segera bersiaplah."
Varun pun mengangguk mengerti sebagai balasan.
***
"Kita akan pergi kemana Pa?" Tanya Varun pada Satya yang sedang mengemudi di sebelahnya. Setelah menghabiskan sarapannya tadi, Papanya itu memintanya untuk ikut pergi bersamanya.
"Mengecek keadaan bisnis kita." Balas Satya seadanya. Pria paruh baya itu, kembali terlihat fokus menyetir menatap kedepan.
Varun mengangguk mengerti. Setelah Papanya itu memukulnya tempo hari yang lalu, ini adalah kali pertama ia dan Papanya berbincang kembali.
"Pa." Panggil Varun kemudian.
"Hm?" Balas Satya hanya dengan sebuah gumaman.
"Pa, Varun ingin meminta maaf."
Satya melirik sekilas ke arah Varun, kemudian kembali memfokuskan pandangannya kearah jalanan yang di depannya.
"Pa, aku tahu aku salah. Jadi waktu itu, aku pulang ke Amerika untuk meminta maaf dan mencoba untuk mengajak Shraddha kembali."
"Seharusnya kamu tidak mengajak wanita lain untuk tinggal bersama dengan istrimu. Terlebih, wanita itu adalah mantan kamu sendiri."
"Waktu itu aku hanya berniat untuk membantunya. Dia mengatakan bahwa dia sedang mengalami masalah."
"Tapi aku tidak tahu, bahwa sesuatu telah terjadi. Dan dia berbohong. Shraddha sudah memberitahu ku, tapi aku malah menanggapinya dengan buruk. Aku tidak mempercayainya waktu itu, dan sekarang aku menyesalinya."
"Di dalam menjalin sebuah hubungan, kepercayaan itu sangat penting Nak. Selalu ingat lah hal itu."
***
"Dimana Shraddha?" Tanya Soumya menghampiri Varun yang berdiri seorang diri.
"Sepertinya dia masih bersiap-siap Ma." Jawab Varun seadanya.
"Bulan sudah muncul!" Teriak seseorang memberikan informasi jika bulan sudah mulai menampakkan wajahnya. Pertanda orang-orang yang sedang berpuasa, dapat segera membuka puasa mereka.
"Mama akan menemui Papa mu, kamu cari Shraddha dan segera ajak dia kemari." Soumya pun berlalu pergi, meninggalkan Varun seorang diri.
Varun mengangguk mengerti.
Varun pun lantas berbalik badan hendak mencari keberadaan Shraddha. Namun ternyata orang yang di carinya itu tengah berjalan mendekat kearahnya.
"Maaf, aku sedikit lama." Ucap Shraddha seraya merapikan sedikit tatanan duppata yang di kenakannya.