Varun baru saja sampai diMansion milik Kakeknya. Setelah ia memakirkan mobilnya ia langsung disambut oleh beberapa ajudan Kakeknya yang berbaris rapi menyambut kehadirannya.
Tiba-tiba seorang pria berpakaian formal datang menghampirinya.
"Selamat datang Tuan Varun." ucap pria itu
"Terima kasih Zidan. Dimana Kakek?" tanya Varun kepada pria tadi yang ia panggil dengan nama Zidan.
"Tuan Besar sudah menunggu anda. Mari saya antar."
***
"Akhirnya kamu datang juga." ujar Reza menyambut kehadiran Varun.Varun langsung menyalami, menyentuh kaki Reza dan memeluk pria yang sudah berumur 70 tahun lebih itu.
"Duduklah." Reza mempersilahkan Varun duduk disebuah sofa yang berada diruangan itu.
"Maaf Kek, sebelumnya Varun mau bertanya. Kakek ingin membicarakan tentang apa?"
"Ada banyak hal yang perlu Kakek bicarakan denganmu. Pertama-tama, Kakek ingin mengucapkan terima kasih karena kamu sudah menyetujui permintaan Kakek untuk memimpin salah satu cabang perusahaan Kakek yang berada sini."
"Sebentar dulu Kek, Varun lupa. Varun juga ingin mengatakan sesuatu. Maaf bila Varun memotong perkataan Kakek."
"Tidak apa Nak. Lanjutkan, apa yang ingin kamu katakan."
"Kemarin Varun bilang kalau Varun mau memimpin perusahaan Kakek mulai minggu depan. Varun membatalkannya.".
"Mengapa begitu? Apa ada kendala yang menyebabkan kamu membatalkan niatmu?"
"Besok Varun akan berangkat ke Amerika. Varun berencana ingin mengunjungi Mama dan Papa yang berada disana."
"Apa kamu ingin Kakek pindah tugaskan menjadi pemimpin di salah satu cabang disana? Sehingga kamu bisa tinggal bersama dengan kedua orang tuamu."
"Bukan Kek, Varun ingin menjadi pemimpin disalah satu perusahaan Kakek. Varun menginginkan disini. Tapi bukan sekarang, karena Varun ingin pergi liburan sebentar disana. Bila sudah puas Varun akan bersedia menjadi pemimpin disalah satu perusahaan milik Kakek."
"Apa karena masalah yang menimpamu semalam?"
"Masalah?" Varun memutar otak, apa maksud perkataan Kakeknya.
"Ileana." satu kata yang membuat Varun mengingat semua yang terjadi semalam. Jadi masalah itu yang dimaksud Kakeknya.
"Darimana Kakek tahu?"
Reza hanya tersenyum sebagai jawaban.
Ah... Varun baru mengingat bahwa kakeknya mempunyai banyak anak buah yang mengawasi semua anggota keluarganya yang Varun tidak bisa mengenal mereka.
"Lupakan Nak, dia bukan jodohmu. Kakek ingin menjodohkanmu dengan anak dari teman lama Mamamu. Kakek mengenalnya dengan sangat baik, dia wanita yang cantik, pintar, manis. Intinya dia seperti wanita yang sempurna. Dia teman masa kecilmu. Mamamu belum pernah melihat anak tersebut. Hanya Kakek yang pernah melihatnya. Maksud Kakek, belum pernah melihatnya ketika sudah menjadi gadis."
"Varun tidak mau dijodohkan Kek." apa-apan Kakeknya. Menjodohkan cucunya dizaman yang sudah modern ini. Lagipula ia baru saja patah hati, dan sekarang Kakeknya berniat menjodohkannya. Ada-ada saja.
"Yasudah kalau tidak mau. Tapi kamu pasti menyesal telah menolaknya. Terus sekarang kamu akan berangkat kapan?"
"Varun akan berangkat sebentar lagi. Varun akan menggunakan jet pribadi saja."
"Baiklah, tidak ada lagi yang perlu kita bahas. Semuanya sudah sangat jelas, kamu akan menjadi pemimpin perusahaan setelah kamu pulang dari Amerika. Dan Kakek berharap semoga kamu pulang lebih awal."