Setelah semua pelaksanaan ritual pernikahan Anna selesai, Varun memilih untuk langsung kembali pulang ke rumahnya bersama dengan keluarganya.
Saat ini dirinya sibuk memasukkan baju miliknya, kedalam sebuah tas ransel yang ia bawa saat datang.
Tok..tok..tokk..
Terdengar suara ketukan pintu dari luar. Varun menolehkan pandangannya kearah pintu, lalu berkata. "Masuklah."
Wajah cantik Mamanya yang tersenyum menjadi objek pertama yang ia lihat ketika pintu kamarnya terbuka dari luar.
"Sudah selesai?" Tanya Soumya seraya duduk di ranjang samping Varun berada.
"Sudah Ma." Jawab Varun ketika ia baru saja selesai memasukkan baju terakhir miliknya kedalam ransel yang berada di hadapannya.
"Mama dan Papanya Shraddha sudah tiba di India. Kami akan membahas tentang pertunanganmu nanti malam."
"Baik Ma."
"Shraddha akan ikut pulang semobil dengan Mama dan Papa."
"Varun membawa mobil, Shraddha akan bersama Varun."
"Ohh baiklah."
***
Seperti perkataannya tadi, Varun mengajak Shraddha untuk semobil dengannya. Wanita itu sekarang sudah duduk disampingnya. Terlihat sibuk dengan ponsel yang berada di tangannya.
"Mama dan Papamu sudah disini."
"Aku tahu. Mama sudah mengirimkan sebuah pesan tadi pagi."
Hening...
Tidak ada lagi percakapan yang terjadi. Lampu merah membuat Varun menghentikan sementara laju mobilnya. Kemudian ia menolehkan pandangannya kearah Shraddha. Masih, wanita itu masih terlihat sibuk dengan ponsel di tangannya.
"Shraddha kita terlihat seperti pasangan yang sedang bertengkar." Celetuk Varun tiba-tiba.
Shraddha yang mendengar itu, lantas mengalihkan pandangannya dari ponsel di tangannya menjadi kearah Varun. Pria itu saat ini sedang menatapnya dengan pandangan datarnya.
"Apa kamu ingin kita bertengkar?" Tanya Shraddha tiba-tiba.
"Bukan itu maksudku."
"Lantas?"
"Kamu seperti sedang mencueki ku. Kamu terlihat sibuk dengan ponsel di tanganmu sedari tadi. Bukankah diposisi itu kita terlihat seperti pasangan yang sedang bertengkar."
Shraddha menahan senyumannya mendengar penjelasan pria itu.
"Jika ingin tertawa, tertawa saja. Setidaknya itu lebih baik daripada tidak memiliki ekspresi seperti tadi."
"Kamu cemburu dengan sebuah ponsel?"
"Ya! Kamu bisa mengatakan seperti itu!"
"Pria gila." Gumam Shraddha seraya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Cerita sesuatu."
"Varun jalankan mobilnya, sudah lampu hijau." Seru Shraddha.
Varun kembali mengalihkan pandangannya kedepan. Benar, lampu hijau sudah terlihat. Ia kembali menjalankan mobilnya dengan pelan, dengan sesekali menolehkan pandangannya kearah Shraddha.
"Shraddha ceritakan sesuatu."
"Aku tidak memiliki sesuatu untuk di ceritakan. Tapi aku hanya ingin mengatakan, bisakah kamu menemaniku pergi nanti malam?"
"Tapi bukankah nanti malam kita akan membahas masalah pertunangan kita?"
"I know. Kita bisa pergi setelah itu bukan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/209088241-288-k869213.jpg)