Part 66

169 11 4
                                    

Setelah menempuh perjalanan sekitar kurang lebih 18 jam, Varun dan Shraddha baru saja mendarat di LAX airport. Setelah mereka mengambil barang bawaaan mereka, mereka langsung menaiki shuttle buggy car untuk membawa mereka ke arah terminal.

"Are you tired?" Tanya Varun kepada Shraddha yang saat ini sedang duduk disampingnya. Wanita itu terlihat memejamkan kedua matanya, sambil memeluk lengan Varun.

Shraddha membuka matanya, menolehkan pandangannya kearah Varun lalu mengangguk sebagai jawaban.

"Kita akan melakukan pemotretannya besok saja. Hari ini kamu harus full istirahat okey?"

Lagi-lagi Shraddha hanya mengangguk sebagai jawaban.

-
-
-

"Shraddha!" Panggil seorang pria ketika Varun dan Shraddha baru saja menginjakkan kaki mereka di luar airport.

Shraddha menoleh kearah sumber suara. Dan ternyata itu Alvin, Kakaknya. Pria tinggi besar itu mengambil langkah mendekat kearahnya.

"Aku merindukanmu." Ucap Alvin lalu membawa tubuh Shraddha kedalam pelukannya.

Shraddha terkekeh kecil lalu berkata. "Aku hanya pergi selama tiga hari Kak."

"Aku tidak suka dengan sikapmu ini! Pergi tiba-tiba dan tidak memberitahu siapapun!" Alvin melerai pelukannya pada tubuh Shraddha, lalu menatap Shraddha dengan tatapan kesal.

"I'm sorry okey? Aku pergi tiba-tiba juga karena ada seseorang baru saja mempermainkan diriku." Balas Shraddha seraya melirik kearah Varun yang saat ini juga sedang menatapnya.

"Apapun itu, aku tidak menyukai sikapmu ini! Lain kali jika kamu ingin pergi kamu harus menelponku! Okey?!"

"Dimengerti." Shraddha memberi hormat kearah Alvin seraya tersenyum manis. "Oh ya apa Varun yang menyuruh Kakak kemari?"

Alvin mengangguk kecil sebagai jawaban.

"Kalian terlihat saling bermusuhan satu sama lain! Sepertinya kalian kurang berkomunikasi! Apa aku perlu mengatur dinner untuk kalian malam ini, agar kalian bisa menghabiskan waktu bersama dan bisa mengobrol banyak satu sama lain."

"Shraddha kami sering berbicara. Hanya kamu saja yang tidak tahu apa-apa." Balas Varun.

"Cih! Jika memang seperti itu, kalian tidak akan bersikap layaknya seperti orang asing ketika saling bertatap muka seperti ini."

"Shraddha Varun benar. Kami sering berbicara di telepon." Ucap Alvin membenarkan ucapan Varun.

"Baiklah-baiklah aku percaya."

Drt...drt..drt...

Telepon dalam genggaman Varun bergetar. Seseorang baru saja menelpon Varun. Dan tanpa menunggu lebih lama, Varun langsung menerima telepon itu.

".........."

"Aku akan segera kesana."

".........."

Tut.

Sambungan telepon itu terputus. Varun melirik kearah Shraddha, lalu berkata. "Seseorang yang ditugaskan untuk menjemputku sudah datang. Aku pergi dulu, kamu akan pulang bersama Alvin."

"Baiklah. Hati-hati."

Varun tersenyum lalu memeluk tubuh Shraddha sekilas, dan lanjut mencium puncak kepala wanita itu.

"Kamu tidak ingin memeluk Kakak juga?" Tanya Shraddha hendak menggoda Varun.

"Shraddha itu tidak per-" belum sempat Alvin menyelesaikan ucapannya. Varun lebih dahulu memeluk tubuhnya.

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang