"Wake up Princess." Varun mengelus pipi Shraddha, mencoba membangunkan wanita itu. Wanita dengan mata terpejam itu menggerakkan tubuhnya merasa terusik dengan usapan Varun di pipinya.
"Kyaaa!!!!" teriak Shraddha baru saja membuka matanya dan melihat Varun tersenyum di hadapannya. Langsung saja Shraddha mengambil selimut lalu menutup tubuh bagian depannya.
"Chill Ms. Damara. Aku tidak tertarik bercinta dengan partnerku yang sedang terlelap." ucap Varun frontal begitu saja sembari bangkit lalu merapikan sedikit tatanan rambutnya.
Langsung saja Shraddha mengambil bantal yang ada di sebelahnya dan melemparnya ke arah wajah tampan Varun.
"Awh... Dasar wanita urakan!"
"Aku tau akan hal itu!" sewot Shraddha lalu merapikan sedikit rambutnya yang teracak karena baru saja bangun tidur.
"Cepatlah bersiap-siap."
"Kemana?"
"Aku akan membawamu menuju mandap." mandap adalah tempat utama pernikahan.
"Tidak bisakah kau untuk bicara serius denganku sekali saja?!"
"Kamu ingin aku untuk serius denganmu? Sepulang kita dari India aku ingin menemui kedua orang tuamu untuk melamar dirimu. Bagaimana?" Varun mengedipkan sebelah matanya kearah Shraddha.
"Dasar pria gila! Kesalahan terbesarku adalah mengiyakan ajakannya untuk pergi ke India." batin Shraddha.
"Ada apa? Mengapa melamun? Memikirkan aku Nona?"
"Enyahlah!" Shraddha langsung bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya kearah kamar mandi.
Sedangkan Varun tertawa melihat wajah kesal Shraddha. Ia sangat suka melihat wajah wanita itu ketika sedang marah atau kesal karena dirinya. Mungkin sekarang hobi baru Varun adalah selalu membuat wanita itu kesal.
*** "Selamat pagi, Bibi." sapa Shraddha kepada Bibi Asmitha yang sedang menyiapkan piring untuk sarapan bersama. Wanita itu baru saja datang dengan wajah freshnya. Kali ini ia menggunakan atasan berwarna putih, dengan bawahan celana jeans, dengan rambut yang sudah di tata sedemikian rupa. Langsung saja Shraddha menyentuh kaki Asmitha, dan memeluknya sekilas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Selamat pagi sayang, tetap bahagia."
"Tidak mengucapkan selamat pagi untukku?" sahut Varun yang ada disana, namun Shraddha mencueki dirinya.
Tanpa menyahuti perkataan Varun, Shraddha mendudukkan tubuhnya di seberang tempat Varun duduk lalu meminum susu yang sudah Bibi Asmitha persiapkan untuknya.
Baru saja satu teguk ia minum, seseorang dari arah belakang menutup matanya.
"Siapa?" Shraddha meraba-raba tangan seseorang yang menutup matanya.
"Varun lepaskan tanganmu, aku sedang tidak ingin bercanda."
"Aku duduk di depanmu Shraddha, kamu tahu akan hal itu." sahut Varun.