"Tante, Shraddha ingin membantu Tante memasak." seru Shraddha ketika melihat Soumya sibuk mengiris bawang. Setelah kejadian tadi, Soumya memilih untuk membuatkan Varun dan yang lainnya makan siang. Beruntung karena pria itu membeli beberapa bahan makanan, sehingga sekarang ia tinggal memasaknya saja. Di penthouse ini tidak memiliki satu pelayan pun. Soumya memanggil para pelayan di mansion untuk datang kemari satu bulan sekali hanya untuk sekedar membersihkan penthouse tempat mereka berada sekarang. Penthouse ini sebenarnya hadiah ulang tahun Varun, yang didapatkannya dari Papanya.
"Tentu saja Nak, kamu bisa membantu Tante untuk memotong beberapa wortel dan kentang yang sudah kamu beli tadi." ujar Soumya sambil tersenyum ramah.
"Oh ya Tante, Shraddha ingin bertanya." ujar Shraddha mulai memotong wortel yang sudah di cuci bersih.
"Tanyakanlah."
"Penthouse ini ditinggali oleh siapa saja?"
"Varun. Dulu ketika ia pulang ke Amerika, memang ia memilih untuk tinggal bersama di mansion. Tapi pria itu akan memilih untuk tidur disini, ketika ia sedang mempunyai masalah."
"Varun, seorang diri?! M-maksud Shraddha di penthouse sebesar ini. ia hanya tingga seorang diri?" Soumya tersenyum, mengangguk sebagai jawaban.
"Lalu selain Varun? Bukankah Varun memilih untuk tidak menetap di Amerika? Lalu bila Varun pulang ke Indonesia, siapa yang menempati Penthouse ini?"
"Hanya Varun. Bila ia pulang, Penthouse ini tidak akan dihuni oleh siapapun. Dan Tante akan memanggil para pelayan sebulan sekali untuk datang membersihkan penthouse ini agar tetap terjaga." pantas saja, di penthouse sebesar ini tidak ditemukan bahan makanan, dan Varun memilih untuk menyuruhnya mendelevery saja. Ternyata itu alasannya. Dan juga Shraddha sedari tadi tidak melihat siapapun selain Varun, dirinya, Soumya, Chintu and friends disini. Ternyata karena tidak ada yang menghuninya.
"Sayang sekali ya Tante, jarang dihuni padahal disini sangat bagus. Shraddha senang berada disini. Apalagi, disini fasilitasnya sangat lengkap. Dan bila Shraddha lihat, fasilitasnya tidak jauh berbeda dengan yang ada di mansion Tante."
"Benar. Tapi Tante merasa senang sekarang, karena Varun membawa teman-temannya untuk menghuni penthouse ini. Jadi sekarang sudah tidak terasa sepi lagi, apalagi teman-teman Varun asik semua." menjeda, "Jika tidak salah, dulu Varun pernah berkata kepada Tante, bahwa kelak ketika ia pulang ke Amerika ketika ia sudah menikah, ia akan memilih penthouse ini sebagai tempat tinggalnya. Ia tidak ingin tinggal di Mansion bersama kami. Padahal di Mansion hanya ada Tante dan juga Papanya Varun. Tapi ia mengatakan ingin tinggal disini saja. Jadi Tante menghormati keputusannya."
"Ada apa ini? Mama sedang membicakanku dengan Shraddha bukan?" ujar Varun yang entah datang dari mana secara tiba-tiba. Pria itu datang sambil bertelanjang dada, dengan memakai celana boxser berwarna hitam saja sebagai bawahan. Dan dengan santainya ia langsung mencomot nugget yang sudah digoreng yang berada di atas meja pantry.
"Dih PD." sahut Shraddha membalas perkataan pria itu.
"Bukan PD, sedari tadi mata kananku terus bergerak. Yang artinya kamu sedang membicarakanku dengan Mama."
"Untuk apa kamu tidak memakai baju seperti itu?" tanya Soumya melihat Varun tidak memakai baju dan bertelanjang dada seperti itu.
"Varun akan berenang, yang lain sudah duluan sedari tadi." pantas saja Shraddha tidak melihat Chintu, Rakesh, dan yang lainnya. Ternyata mereka sedang berenang.
Varun mendekat, lalu berdiri di samping Shraddha. Pria itu mengambil beberapa wortel yang sudah Shraddha potong sebagian. Ia menatap wortel tersebut lalu berkata.