4.JUN

3.2K 179 12
                                    

Aku tersenyum lebar dan menggeleng kepala ku pelan saat aku melihat seorang namja yang sedang berlari kearah ku sambil mengendong bocah laki-laki didalam gendongnya. Aku beranjak berdiri sambil merentangkan tangan ku saat mereka sudah hampir berada didekat ku, aku memeluk mereka mengecup pipi bocah laki-laki yang berada digendong namja yang sedang menggendongnya.

"Apa kalian bersenang-senang tadi??" ucap ku.

"Tentu kami menaiki banyak wahana tadi" jawabnya.

"Araseo tapi waktu bersenang-senang sudah habis sekarang, ayo kita pulang" ucap ku lagi.

"Eung ayo aku juga sudah sangat lapar, (y/n)-ah apa kau keberatan jika kita mampir ke kedai makan terdekat dulu??" jawabnya.

"Huh apa kau sangat lapar sampai tak bisa menunggu kita sampai dirumah??" tanya ku.

"Begitulah" jawabnya sambil tersenyum.

"Baiklah ayo kita pergi sekarang, jun kemarikan jihyuk biar aku yang mengendongnya sekarang" ucap ku sambil mengambil alih jihyuk.

Yah namja yang kumaksud tadi adalah jun, atau wen junhui dia adalah suami ku kami sudah menikah sejak dua tahun lalu dan bocah laki-laki tadi yang ia gendong adalah anak pertama kami wen jihyuk, usianya baru saja menginjak sepuluh bulan.

Jun hanya mengangguk pelan sambil tersenyum pada ku dan berjalan sambil merangkul ku.

"Apa saja wahana yang kalian naiki tadi??" tanya ku.

"Banyak sekali, kau tahu tidak tadi aku sempat kewalahan saat jihyuk tidak mau turun disalah satu wahana" ucapnya sambil menatap ku.

"Benarkah?? Jangan bilang kalau itu komidi putar??" ucap ku sambil menatapnya juga.

Jun hanya mengangguk pelan.

"Kau ini aku akan sudah bilang jangan melewati komidi putar atau jangan sampai ia melihatnya yang ada jihyuk tidak mau berhenti" ucap ku lagi.

"Aku sudah berputar arah sayang, tapi kau tahu kan jihyuk anak pintar ia langsung berteriak saat tahu aku akan melewati wahana kesukaannya tadi" jawabnya.

"Jihyuk-ah lain kali jangan seperti itu, iya" ucap ku sambil menatap jihyuk.

Aku dan jun hanya tersenyum lebar saat melihat jihyuk mengoceh tak jelas seolah menjawab perkataan ku tadi.

"Haha, iya kau boleh menaikinya lagi tapi hanya sekali tidak boleh beberapa kali" ucap jun.

"Hm, eomma hanya takut kau pusing sayang" timbah ku.

Jihyuk kembali mengoceh tak jelas sampai aku dan jun hanya diam memperhatikannya dan berjalan menunggu parkiran, hingga langkah kami terhenti ketika kami tak sengaja berpapasan dengan seseorang.

"Huh (y/n)-ah astaga aku sungguh tak percaya jika kita akan bertemu ditaman hiburan seperti ini, bagaimana kabar mu sekarang??" tanyanya.

"Oh astaga aku pun begitu gyu, kabar ku baik. Bagaimana kabar mu, sudah lama sekali bukan kita tidak bertemu??" jawab ku.

"Aku juga baik, benar terakhir bertemu saat kita lulus sekolah menengah atas bukan" ucapnya lagi.

Aku hanya tersenyum sambil tersenyum.

"Oh ya aku lupa mengenalkan mu, jun kenalkan dia mingyu, mingyu kenalkan dia jun suami ku" ucap ku.

"Oh hai aku mingyu senang bertemu dengan mu" ucap mingyu sambil tersenyum menjulurkan tangannya.

Jun hanya mengangguk pelan dan meraih tangan mingyu untuk bersalaman.

SEVENTEEN IMAGINE (PART 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang