46.WOOZI

1.2K 109 6
                                    

‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍Aku tersenyum kearah balita laki-laki yang sedang bermain di ruang tengan apartemen ini. Ia begitu bahagia karna mendapatkan mainan baru yang baru saja ia dapatkan kemarin. Yah sebenarnya ia sudah memintanya sejak lama namun, kami baru memasangnya sekarang.

"Jiwoo, pelan-pelan sayang awas kau jatuh" ucap ku.

"Ne, eomma" jawabnya sambil menaiki seluncur yang baru dipasang kemarin.

Aku masih sibuk dengan beberapa bahan makanan yang sedang kubuat untuknya makan siang, dan sesekali memperhatikannya yang sedang asik bermain seluncurnya hingga tak lama aku mendengar suara yang begitu nyaring terdengar.

Bughh..

Sontak aku langsung berlari ke ruangan tengah, aku begitu terkejut saat melihat seluncur main itu sudah ambuk dan tak lama setelah suara nyaring terdengar aku juga mendengar suara teriakan jiwoo menangis, aku langsung berlari kearah jiwoo.

"Huwaaaa!! Eomma hiks.. Eomma" isak jiwoo.

Aku langsung mengangkatnya yang tadi tengkurap di sisi seluncur main sambil menenangkannya.

"Gwaenchana.. Gwaenchana.. Apa kau terluka coba eomma lihat sayang" ucap ku.

Aku mendudukkan jiwoo dilantai setelah ku peluk tadi, aku langsung memeriksanya takut ada yang luka.

"Eomma atit, angan jiwoo atit" ucapnya sambil mengiris.

"Yang mana sayang yang sakit?" tanya ku.

"Ini, ini eomma atit" ucapnya.

Aku langsung memeriksanya dan saat ingin memegang pergelangan tangannya jiwoo menjerit, aku juga melihat luka di sudut bibirnya.

"Sayang, kita kerumah sakit sekarang, iya peluk eomma" ucap ku sambil menggendongnya

























Aku memegangi tangan kanan jiwoo sedangkan tangan kirinya sedang dipasang gift karna pergelangan tangan kirinya terkilir, aku memasang senyum ku saat jiwoo menatap ku dengan wajah sedihnya.

"Tak apa, tidak sakit bukan?" ucap ku pelan.

"Sebentar lagi selesai, iya. Kau anak hebat bukan" ucap dokter yang sedang menangani jiwoo.

Dan tak lama akhirnya dokter telah selesai, aku langsung memeluk jiwoo sambil mengusap punggungnya. Aku menghela napas ku saat merasakan jiwoo sudah tertidur digendongan ku, aku menoleh saat mendengar derap langkah kaki yang mendekati. Aku menahan isak ku saat melihat seorang pemuda yang sedang berjalan kearah ku.

"Ssttt.. Jangan menangis nanti kau membuat jiwoo bangun" ucapnya pelan.

Aku hanya mengangguk pelan sambil mengusap air mata ku.

"Bagaimana keadaannya?" tanyanya.

"Jiwoo baik-baik saja woozi hanya pergelangan tangannya terkilir" jawab ku.

"Syukurlah, sepertinya aku tidak memasang seluncur itu dengan kuat jadi membuat jiwoo jatuh" ucapnya.

Aku menghela napas ku untuk mengurangi kekhawatiran ku, woozi merangkul sambil mengusap bahu ku untuk menenangkan ku yang sedikit gemeteran.

"Gwaenchana, dia anak yang hebat kau tak perlu khawatir" ucapnya sambil mengusap punggung ku.

"Harusnya aku menjaga dan memeganginya tadi bukan malah sibuk di dapur" ucap ku pelan.

"Sudahlah, aku juga salah disini karna tidak memperhatikan seluncur itu sudah aman untuk jiwoo atau belum" ucapnya lagi.

"Mianhae, jiwoo eomma tidak bisa menjaga mu dengan benar" ucap ku sambil mengusap punggungnya.

SEVENTEEN IMAGINE (PART 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang