Pov joshua...
Aku menggeliat saat mendengar suara pintu kamar ku diketuk dari keluar, aku mulai beranjak dan membuka pintu kamar ku. Dan saat aku membukanya aku melihat (y/n) yang berdiri disana.
"A..aku sudah menyiapkan sarapan untuk mu, maaf mengganggu mu" ucapnya dengan gugup.
"Ne, gomawo. Ngomong-ngomong kau mau kemana sudah rapi seperti ini??" ucap ku sambil menatapnya.
"A..aku hanya ingin keluar untuk membeli obat oles untuk kaki ku saja" jawabnya.
"Apa dikotak obat tidak ada kenapa harus membelinya segala jika dikotak obat ada" ucap ku lagi.
"A..aku tidak bisa menemukan dimana kotak obatnya, apartemen mu terlalu luas untuk mencari kotak sekecil itu" ia berbicara sambil merasakannya.
Aku hanya tersenyum melihatnya wajahnya.
"Ya sudah kau tak perlu keluar untuk membelinya karna aku memilikinya, kau tunggu aku saja aku akan mandi dulu" ucap ku.
"Karna kau tidak akan sampai jika aku memberitahu telak kotaknya dimana, biar aku nanti yang mengambil" ucap ku lagi.
Aku melihat ia hanya mengangguk pelan.
Aku berjalan menghampirinya dengan kotak obat djtangan ku, aku mendudukan diri ku disampingnya dan menyodorkan kotak obat padanya.
"Ini, aku sengaja menaruhnya dilaci atas didapur" ucap ku.
"Pantas saja aku tidak bisa menemukannya" ucapnya.
Aku hanya mengangguk dan melihat ia yang sedang mengobati kakinya, tak lama aku berlutut dihadapannya dan mengambil alih obatnya.
"Biar aku yang mengobatinya" ucap ku.
"Ani.. Aku bisa melakukannya sendiri, lebih baik sekarang kau sarapan saja" ucapnya.
"Jebal, kali ini jangan menolak ku untuk bantuan yang kuberi pada mu. Aku akan makan sarapan ku setelah ini" ucap ku.
"Mianhae, belum apa-apa aku sudah merepotkan mu" ucapnya pelan.
"Ani, jangan berpikir seperti itu aku lebih merepotkan mu" ucap ku.
"Tak apa, aku juga tidak mempermasalahkan ini" ucapnya.
"Waeyo??".
"Kau pernah mendengar kata balas budi, itu yang sedang kulakukan sekarang untuk keluarga kang dan keluarga mu" ucapnya sambil tersenyum.
Yah keluarga kang memang banyak membantunya, keluarga ku juga mungkin itu sebabnya ia tak mempermasalahkan pernikahan ini.
"Seharusnya kau menolaknya dan membiarkan semua ini tak terjadi" ucap ku pelan.
"Jika aku menolaknya bukan aku akan jadi gadis yang tidak tahu diri nantinya? Kau tenang saja setelah ji.." aku memotong kalimatnya.
"Jangan menyebutkan namanya lagi, aku tidak ingin mendengar bahkan aku tidak ingin melihatnya" ucap ku sambil beranjak.
"Ah mianhae" jawabnya sambil merunduk.
"Sudahlah, ayo kita sarapan" ucap ku.
"Ani.. Maksud ku kau duluan saja aku nanti setelah kau" ucapnya.
"Waeyo??" ucap ku sambil berlutut dihadapannya lagi.
"Tak apa, aku.. Aku ha.." lagi aku kembali memotong kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE (PART 2)
Randomseventeen x you yuk halu bareng... dipart 2 ini bakal lebih menegangkan dari part 1... disini tempatnya buat kalian ngehalu bareng.. bisa bayangin dong jadi bagian dari kehidupan para member seventeen meski halu.. Nantinya bukan hanya all member s...