29.DOKYEOM

1.5K 79 38
                                    

Aku berlari ke aula saat mendengar nama ku dimanggil oleh song sseam dipengeras suara untuk ke aula sekolah. Yah apa lagi jika bukan untuk ikut bergabung di pementasan yang akan diadakan oleh sekolah ku, dengan napas terengah-engah aku berjalan masuk dan mendudukan diri ku bersama beberapa anggota klub seni lainnya dan juga ada beberapa dari klub lainnya.

"Baiklah, apa semua nama yang saya sebut tadi sudah hadir semua??" ucapnya.

"Sudah sseam" jawab kami.

"Baguslah, tolong dokyeom bagikan lembaran ini pada yang lain".

Dokyeom mulai membagikan lembaran tadi, dan setelah selesai membagikan ia kembali duduk namun, kali ini ia duduk samping ku. Yah tadi ia sempat berada di jajaran paling depan, aku tersenyum saat ia menautkan jemarinya ke jemari ku.

"Yakkk... Bukan saatnya bermesraan" bisik seseorang dibelakang kami.

Aku menoleh dan menjulurkan lidah ku padanya untuk meledeknya.

"Biar saja, bilang saja kau iri pada kami minghao" ucap pelan dokyeom.

"Nah kau benar dokyeom, mangkannya cari kekasih sana agar kau tidak sendirian terus" ucap ku.

Minghao hanya memutar bola matanya sambil menatap kearah kami dengan wajah datarnya.

Aku dan dokyeom hanya tersenyum melihat tingkahnya, dan kami kembali mendengarkan arahan dari song sseam, hingga nama ku disebut untuk memerankan salah satu tokohnya, aku mengerjap mata ku dan menatap kearah depan.

"(Y/n) kau yang akan memperankan putri tidurnya kali ini dan rowoon kau akan menjadi pangerannya. Dipementasan kali ini kalian yang akan menjadi tokoh utamanya" ucapnya.

"Ssaem, apa anda tidak bisa mengganti peran putrinya??" tanya dokyeom.

Aku hanya menghembuskan napas ku saat mendengar perkataan dokyeom tadi. Yah dokyeom ini adalah kekasih ku, kami baru berkencan enam bulan lalu dan ia sangat pencemburu sekali terlebih dengan rowoon sunbae, yang notebennya adalah mantan kekasih ku, tapi yah dokyeom memang sangat pemceburu pada siapapun.

"Kenapa memangnya?? Apa (y/n) kurang cocok memerankan seorang putri??".

"Iya, tapi tidak jika aku yang menjadi pangerannya (y/n) akan sangat cocok memerankannya" ucapnya.

"Ck.. Ck.. Kau ini ada-ada saja. Sudah lebih baik sekarang kalian kembali ke kelas kalian dan ingat besok kalian sudah mulai latihan, mengerti".

"Ne, sseam" jawab kami serentak.

Akhirnya kami mulai beranjak meninggalkan aula, mereka semua berjalan keluar dari aula dan pergi ke kelasnya masing-masing.


















Aku menatap dokyeom yang sedang mengerucutkan bibirnya sambil mencatat tulisan dipapan tulis. Aku tersenyum sambil mengusap pipinya namun, ia malah menepis tangan ku.

"Waeyo??".

"Jangan bicara dulu dengan ku karna aku sedang kesal pada mu" ucapnya.

"Baiklah, aku akan diam saja sekarang"
jawab ku sambil tersenyum.

"(Y/n)-ah, ayolah seharusnya kau membujuk ku bukan malah mengiyakan perkataan ku tadi" ucapnya sambil mengerucut bibirnya.

Aku hanya tersenyum kearahnya sambil mengusap pipinya lagi.

"Baiklah.. Baik, dokyeom-ah dengar ini hanya peran ok jadi kau tidak boleh cemburu berlebihan pada ku kau mengerti??" ucap ku sambil menangkup kedua pipinya.

SEVENTEEN IMAGINE (PART 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang