32.JEONGHAN

2K 115 19
                                    

‍‍‍‍‍‍‍‍Aduh maaf ngaret, iya temen-temen janji ngga lagi. Sebenarnya kalau boleh jujur udah ada beberapa cerita di draft iya aku cuman karna ada sesuatu jadi tertunda upnya. Maafnya, janji ngga lagi ok. Ya udah langsung aja..









Aku berlari kencang menyusuri lorong kampus. Aku terus melirik ke jam tangan yang melingkar ditangan kiri ku, Aish.. Bagaimana bisa mahasiswa seperti ku harus telat dihari sepenting ini, ini pasti karna aku begadang semalam untuk belajar atau begadang karna aku bermain games semalam, ah.. Molla, masa bodo yang penting sekarang aku berharap dosen killer itu belum datang dan ujian belum dimulai.

Aku membuka secara kasar pintu depan kelas ku dengan napas yang terengah-engah, aku melihat sekeliling ku yang sudah tidak ada siapapun hingga aku merasakan rasa sakit ditelinga ku.

"Yakk.. Aish.. Be.." ucap ku terhenti ketika aku melihat siapa orang yang menarik telinga ku.

"Mwo? Kau mau mengumpati dosen mu sendiri, eoh. IKUT AKU SEKARANG" ia berbicara dengan nada kesal dan berakhir berteriak.

"Baik bu" jawab ku pelan.

Aku langsung berjalan mengikutinya dari belakang sambil menundukan kepala ku.

"Penampilan mu tidak sama dengan kelakuan mu. Cih, aku tidak habis pikir kenapa kau selalu melewati hari yang penting untuk mu sendiri" omelnya.

Aku hanya diam tak berani menjawabnya, hingga kami telah sampai diruangnya kami langsung berjalan masuk kedalam.

"Berdiri disana sampai aku selesai merapikan beberapa barang ku" ucapnya.

"Ne" jawab ku pelan.

Aku langsung berdiri tak jauh dari mejanya. Cukup lama aku menunggunya, hingga aku mendengar suara pintu ruangannya diketuk dari luar.

"Masuklah" ucapnya.

Aku cukup terkejut saat melihat siapa seseorang yang masuk kedalam ruangannya.

"Maaf bu, Hoshi bilang ibu memanggil saya? Ada yang bisa saja bantu bu" ucap seseorang yang baru masuk tadi.

"Iya, duduklah. Jeonghan-ssi apa kau punya waktu senggang saat ini" tanyanya.

"Ne, kebetulan saya sudah menyelesaikan semua tugas saya bu" jawabnya.

"Baguslah, itu berarti kau tidak keberatan untuk membantu seseorang belajar untuk meningkatkan nilainya selama satu semester" ucapnya sambil menatapnya dan sesekali melirik ku dengan ekor matanya.

Aku mengerjap mata ku saat mendengar perkataan ibu Yoon dosen kelir yang kumaksud tadi. Ani.. Aniya.. Aku pasti salah denger, bagaimana bisa dia menyuruh ku untuk belajar dengan sunbae yang di takuti oleh semua anak angkatan ku. Andwae, jebal. Aku tidak akan mungkin bisa berlama-lama bersamanya hanya dengan berpapasan dengannya saja nyali ku sudah ciut apa lagi harus dengannya berjam-jam. Tidak aku pasti akan habis olehnya.

Yah kenapa aku bersikap seperti itu karna saat masa perkenalkan kampus waktu itu dia adalah sunbae yang tidak kenal ampun, ia akan menghukum siapa saja yang melanggar peraturan yang dia buat, dia juga tidak akan segan langsung menegur kami jika kami dikit saja melakukan kesalahan, ia juga terdengar sangat perfeksionis dalam hal apapun itu, tegas dan bahkan sangat disegani oleh teman seangkatannya.

"Baiklah, akan ku pertimbangan semuanya" jawabnya sambil beranjak dan merundukkan kepalanya sedikit.

"Iya kuharap kau tidak bisa sunbae" batin ku sambil menatapnya.

Namun, secara tiba-tiba ia menoleh kearah ku dan menatap ku. Aku langsung menundukan kepala ku untuk tidak menatapnya.

"Apa yang ibu maksud gadis itu?" tanyanya.

SEVENTEEN IMAGINE (PART 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang