MINGYU (2 End)

932 68 4
                                    

‍‍‍‍‍‍‍‍‍Setelah kejadian beberapa hari yang lalu baik aku dan mingyu kami sekarang seperti orang asing yang sama sekali tidak mengenal, bahkan untuk saling menyapa atau berpapasan saat di koridor kampus saja kami sama sekali benar-benar tak perduli satu sama lain. Seperti sekarang aku tengah berada diruangan yang sama dengan mingyu, namun aku sama sekali tidak memperdulikan dirinya begitu juga dengan mingyu yang sibuk dengan anggota club seni yang lain.

"(Y/n)-ssi, tolong berikan proposal ini pada pak Lee bersama mingyu sana sekalian tanyakan proposal yang dua minggu aku ajukan pada beliau" ucap Hyeonjong yang adalah salah satu sunbaenim ku.

"Sunbae, aku sendi.."

"Biar aku dengan dokyeom saja hanya memberikan proposal dan menanyakan proposal dua minggu lalu, bukan?" ucapan mingyu memotong perkataan ku tadi.

Hyeonjong hanya mengangguk pelan dengan melirik kearah ku yang tengah menatap kembali layar laptop ku. Mingyu akhirnya pergi bersama dokyeom, sedangkan aku kembali dengan kegiatan ku tadi.

"Kau sedang bertengkar dengan mingyu sunbae?" tanya soojin yang merupakan teman seangkatan ku.

"Aniya.." jawab ku singkat.

"Tidak mungkin lalu kenapa kalian sejak beberapa hari ini tidak dekat" ucapnya lagi.

"Soojin, aku hanya tidak ingin ada yang salah paham saja" kata ku dengan beranjak.

"Yakk.. Apa maksud mu? Coba, jelas dengan yang lebih kupahami" teriaknya yang ku tak perdulikan.

Aku berjalan keluar dari club seni tadi berjalan menuju cafetaria kampus sekedar mendinginkan kepala ku dengan sesuatu yang dingin, namun langkah ku terhenti ketika ponsel ku berbunyi.

Aku mengerjapkan mata ku begitu melihat layar ponsel ku yang terdapat sebuah pesan dari sepupu ku, aku langsung berlari menuju parkir untuk pergi kerumah sakit.

"(Y/n)-ssi!!" panggil dokyeom yang membuat ku menoleh, namun tak menghentikan langkah ku.

Napas ku benar-benar tak teratur sekarang, bahkan perasaan ku juga begitu aku langsung melajukan mobil yang ku bawa sejak aku tak lagi dekat dengan mingyu. Yah, sejak itu aku membawa mobil sendiri karna mingyu tak lagi mengantar atau menjemput ku lagi.

Pikiran ku benar-benar tak bisa tenang sekarang karna pesan yang di kirim oleh jihya sepupu ku tentang appa yang masuk rumah sakit hingga saat aku membelokkan mobil ku, aku mengerem mendadak karna sebuah motor yang melaju berlawanan arah dengan ku yang membuat dahi ku terbentur setir.

"Omo.." kaget ku.

"Perhatian laju mobil mu, nona" teriak pemuda yang hampir ditabrak tadi.

"Maafkan saya, tuan" teriak ku.

Dan setelah itu aku kembali melajukan mobil ku menuju rumah sakit, sampai akhirnya aku tiba dirumah sakit.

"(Y/n)-ah, kau tak apa?" tanya jihya yang melihat ku baru datang.

"Aku tak apa, bagaimana dengan appa eomma?" tanya ku balik pada eomma.

"Appa mu hanya terkena serangan jantung yang membuatnya jatuh pingsan" jawab eomma dengan memeluk ku.

"Mianhae, membuat mu khawatir sampai kau tak sadar jika kau terluka sekarang" ucap beliau dengan mengusap pipi ku.

Helaan napas berat akhirnya keluar dari mulut ku, aku mendudukkan diri ku disofa yang ada diruang rawat appa aku juga baru merasakan perih didahi ku sekarang.

"(Y/n)-ssi, bolehkan aku mengobati luka mu sebentar saja?" tanya seseorang yang membuat ku langsung menegakkan kepala ku lagi.

"Obati luka dulu setelah itu kau bisa kemari lagi, pergilah bersama rowoon biar dia yang mengobati luka mu" ucap eomma pelang.

SEVENTEEN IMAGINE (PART 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang