Thank You, Emlyn

742 132 20
                                    

Author's Pov

Amoretté kembali kewujud manusia nya saat dia menyentuh lantai koridor Hogwarts.

Dia melihat sekeliling, sudah malam hari. Amoretté berjalan menuju asramanya, karena gelap dia agak kesusahan melihat sekitar.

Ditambah lagi dengan tongkatnya yang entah kenapa tidak bisa berfungsi.

Sudah berkali - kali Amoretté mencoba untuk menyalakan cahaya dari tongkatnya, tapi tidak berhasil.

Hingga akhirnya dia sampai di main stairs, tangga manuju asramanya.

Amoretté meraba sekitar, mencari tangga. Tapi saat dia menginjak tangga, dia merasa ada yang janggal. Seperti ada sesuatu di tangga itu.

Amoretté buru - buru kembali menurunkan kakinya, lalu menodongkan tongkatnya ke arah tangga yang barusan dia injak. "L-lumos,"

Betapa terkejutnya saat mengetahui itu adalah Avery yang sudah terbujur kaku dengan darah yang mengalir dari kepalanya.

Amoretté membeku, tongkatnya terjatuh dari genggamannya, wajahnya memucat dan mulai berkeringat. Dia berharap ini hanya lah mimpi, Ya, sebuah mimpi buruk.

Tidak lama kemudian pengelihatannya memudar lalu gelap. Tubuhnya pun tergeletak di samping tubuh Avery.

•••

Lily menatap Amoretté dengan khawatir. Sesekali dia mengecek suhu tubuh Amoretté, lalu mengkompres dahi nya.

Remus, James, dan Sirius juga berada di kamarnya- mereka baru datang-. Sedangkan Peter, tidak ada yang tau dia ke mana.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Remus.

"Professor Kettleburn menemukan Amoretté dan Avery di main stairs. Dia kira mereka berdua terjatuh dari tangga karena sedang bercanda, tapi saat mengecek kondisi mereka, Amoretté tidak mendapat luka sama sekali di tubuhnya.

Sedangkan Avery..." Lily tidak bisa melanjutkan kata - katanya. Alice memeluknya, berusaha menenangkannya.

"Avery sudah meninggal," Ucap Molly. "Diduga dia terjatuh dari tangga atau sengaja melakukan bunuh diri."

"Mustahil, Avery bukan orang seperti itu." Elak Sirius. "Regulus bercerita padaku, Avery bukan orang yang mudah menyerah apa lagi sampai bunuh diri seperti itu."

"Lalu?" Ucap Lily. "Kalau bukan bunuh diri atau terjatuh apa?"

"Dia dibunuh?" ucap James. Mereka saling menatap satu sama lain.

"Tapi siapa yang membunuhnya? seingatku tidak ada yang membenci Avery," ucap Molly.

"Aku juga tidak terlalu yakin," Ucap James. "tapi ini benar - benar janggal menurutku."

"Menurutku juga begitu," Ucap Sirius. "Apa jangan - jangan,"

"Aku tidak mau bilang dia tapi sepertinya memang dia," ucap Molly lalu menghela napas. "Kasihan sekali Amoretté, Avery sudah dia anggap seperti kakaknya."

mereka pun terdiam, tenggelam dengan pikiran mereka masing -masing.

Lalu pintu asrama diketuk, Remus pun membukakan pintu.

"Selamat pagi," Sapa Professor Dippet.

"Professor," Ucap Remus terkejut. "Ada apa... professor datang ke sini?"

"Saya ingin mengecek keadaan Nona Scamander," Ucap Professor Dippet. "apa ada perkembangan?"

Lily menggeleng. "Masih sama seperti tadi pagi,"

Professor Dippet mengangguk, lalu menaruh sebuah bucket bunga mawar berwarna putih di meja yang berada di samping ranjang Amoretté.

"Ini dari ayah Avery. Beliau bilang Avery selalu merawat bunga mawar putih ini untuk seseorang.

Line Without a Hook || Tom RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang